Malang, SERU.co.id – Dalam giat peresmian Sekolah Lansia Tangguh Kabupaten Malang, Bupati Malang menyebutkan tingkat stunting di Kabupaten Malang terendah. Capaian tersebut tidak lepas dari peran dan dukungan para orang tua.
Bupati Malang, Drs HM Sanusi mengatakan, jika Kabupaten Malang berhasil menurunkan angka stunting hingga mencapai 10,8 persen. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang bekerjasama dengan Pemerintah Desa (Pemdes) terus memberikan edukasi kepada para orang tua. Untuk menekan pertumbuhan angka stunting di Kabupaten Malang
“Stunting di Kabupaten Malang, kini sudah di angka 10,8 persen. Bersama Dinas Kesehatan maupun para bidan di Puskesmas, kita memberikan penyuluhan dan pemahaman kepada orang tua dalam menekan angka stunting tersebut,” seru Sanusi, saat memberikan sambutan, Rabu (16/3/2022).
Menurutnya, daerah-daerah di Kabupaten Malang yang tingkat stuntingnya perlu diperhatikan adalah daerah yang mata pencaharian para orang tua di sekitar industri pabrik. Sebab, para orang tua tersebut tidak memperhatikan kebutuhan gizi para anak, dengan segala kesibukannya menjadi buruh pabrik.
“Kami mendapat laporan, salah satu daerah di Kabupaten Malang, tingkat stunting di wilayahnya masih tinggi, sebab kurangnya perhatian dari orang tua. Dengan segala kesibukan yang dimiliki, sehingga anak-anak kurang dalam pemenuhan asupan gizi, tapi kita tetap mengedukasi itu,” imbuhnya.
Selain itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra Maria Ernawati MM mengatakan, dirinya mengapresiasi dalam capaian penurunan angka stunting di Kabupaten Malang. Dirinya menyebutkan, yang menjadi pembahasan besar dalam prgram BKKBN Jawa Timur sendiri adalah tingkat stunting dan angka kematian ibu melahirkan.
“Alhamdulillah untuk Kabupaten Malang lebih dulu mencapai target dari pemerintah. Dimana dari Perpres tahun 2021, diharapkan nanti di tahun 2024 harus menurunkan angka stunting menjadi 14 persen,” ungkap Maria Ernawati.
Dirinya mengungkapkan, stunting dapat dicegah dengan tiga metode, yaitu pemenuhan gizi, pencegahan penyakit, dan mempersiapkan segala sisi kesehatan anak.
“Dari pencegahan ini, kita dapat mengantisipasi persoalan yang ditimbulkan oleh stunting sendiri. Di antaranya sulit bagi seorang anak akan mendapatkan pekerjaan di masa mendatang, lalu kecerdasan anak yang menurun, dan juga mudah terjangkit penyakit. Ini yang perlu kita perhatikan dan patut diwaspadai,” imbuhnya.
Senada, Ketua TP PKK Provinsi Jatim, Arumi Bacshin mengatakan, melalui pengalaman pribadinya, dirinya mengaku peran orang tua sangat dibutuhkan dalam pencegahan stunting. Sebab dirinya dulu sering mengalami kesulitan dalam mengurus kebutuhan anak-anak.

“Saya dulu pasca melahirkan, sangat kesulitan saat pertama menjadi orang tua. Dengan adanya internet dulu saya sempat menyombongkan diri dalam hal mengurus anak, karena disana banyak tutorial. Namun hal itu masih kurang, saya sering minta bimbingan dari mama saya, dan alhamdulillah anak saya berat badannya normal,” pungkas Arumi. (ws5/rhd)
Baca juga:
- SPPG Tlogowaru Kota Malang Pekerjakan Masyarakat Lokal Sukseskan Program MBG, Sasar 4.800 Pelajar
- Rumah Dinas Sekda Situbondo dibobol Maling Saat Ditinggal Ibadah Haji
- Selama Libur Panjang Gunung Bromo Dibanjiri 11.735 Wisatawan Lokal dan Mancanegara
- Alfamart Gandeng Puskesmas Ardimulyo Layani Posyandu ILP dan Edukasi Balita hingga Lansia
- Wali Kota Batu Terima Audiensi Jajaran Redaksi Memo X Group di Ruang Kerja