Malang, SERU.co.id – Universitas Negeri Malang (UM) awalnya 30 civitas akademika yang terpapar, hanya sembilan yang di karantina, karena sisanya berada di luar kota. UM menampik terpaparnya puluhan mahasiswa karena Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Tim Satgas Covid-19 UM, dr Erianto Fanani, menjelaskan, selain sembilan civitas akademika positif, saat ini berada di luar kota dan mengaku menjalani isolasi mandiri bersama keluarga yang juga ikut terpapar. Kasus terpaparnya mahasiswa bukan karena pembelajaran langsung atau PTM, namun karena beberapa saat magang di luar Malang.
“Tidak dari sini. Data yang ada di kami bukan efek dari PTM. Artinya bukan ketularan di UM,” seru Erianto Fanani, saat ditemui di depan Asrama Edelweis yang dijadikan safehouse UM.
Pihaknya menjelaskan, bukan berarti terpaparnya saat bertemu sesama teman di UM. Bukti dari 30 yang positif, ketika saat magang di Gresik, dan selama itu tidak pernah ke kampus sama sekali.
“Kenanya dimana? Mungkin bisa pada saat magang di Gresik. Lho kok kita data, kan warga kami (UM),” tegasnya.
dr Erianto menambahkan, prosedur yang harus dilalui yaitu mahasiswa bisa melaporkan ke dosen, karena tidak semua mahasiswa mempunyai kontak ke satgas. Lapor ke dosen, lalu pihak dosen meneruskan ke Satgas Fakultas. Selanjutnya dari fakultas melakukan testing dan tracing, begitu positif ke satgas kampus universitas.
Kemudian, dari Satgas UM memberikan informasi bisa atau tidak melakukan di rumah, ataukah sedang berada di kos-kosan. Jika tidak memungkinkan akan dibawa ke Safehouse UM. Jika bisa melakukan isolasi mandiri, akan diberikan protap yang sesuai.
“Obat-obatan sudah dapat. Ini ada yang kurang ini-ini misalnya, kita bantu suplay dari klinik UM. Juga dari Puskesmas Dinoyo, kemarin dihubungi untuk komunikasi, tracing dan sebagainya,” imbuhnya.
Senada, Kadinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif mengaku, pihaknya akan tetap memantau melalui Puskesmas Wilayah. UM termasuk di wilayah Kelurahan Penanggungan, atau di Puskesmas Arjuno.
dr Husnul berpesan, dr Erie sebagai penanggung jawab dari UM untuk berkoordinasi dengan puskesmas wilayah. Selain droping obat-obatan, juga memastikan isolasi mandiri bila ada yang terpapar lagi. Ketika orang tua memilih nyaman, dan mengawasi mahasiswa di rumah dengan prokes, diperbolehkan isoman.
“Bagaimanapun juga kalau sudah ada komitmen daripada orang tua, pihak UM tidak bisa untuk menolak mengizinkan di rumah,” ujar dr Husnul. (jaz/rhd)
Baca juga:
- Ribuan Warga Muhammadiyah Sholat Idul Adha di Stadion Brantas di Kota Batu
- Indonesia Bungkam China 1-0 di GBK, Jaga Asa Lolos ke Babak Keempat
- Dokter AY Segera Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Pelecehan Seksual
- Wali Kota Batu dan Ketua TP PKK Takziah ke Kediaman Adelia Savitri Beri Bantuan Beasiswa Kuliah
- Wali Kota Batu Lantik Dewas & Direksi Perumdam Among Tirto Masa Bhakti 2025-2030