Pusat Perlebahan Kota Batu, Jujugan Calon Pengusaha Ternak Lebah Madu

Siswa peserta edukasi lebah madu, sedang melihat lebah di dalam akuarium. (ist) - Pusat Perlebahan Kota Batu, Jujugan Calon Pengusaha Ternak Lebah Madu
Siswa peserta edukasi lebah madu, sedang melihat lebah di dalam akuarium. (ist)

Batu, SERU.co.id – Sejak pandemi covid-19, minat usaha di bidang perlebahan meningkat. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Pusat Perlebahan Kota Batu (PPKB) di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Calon pengusaha ternak lebah, secara khusus menggali ilmu untuk dijadikan bekal mendirikan usaha serupa di daerah asalnya.

Ketua PPKB, Mochammad Basori mengatakan, saat ini peserta pelatihan lebah yang menekuni  biasanya calon pengusaha peternak, didominasi dari luar Jawa. Setelah mengikuti pelatihan beberapa hari di Batu, akan diteruskan dengan praktek budidaya lebah madu di daerahnya. Komunikasi dan pendampingan akan dilakukan secara jarak jauh.

Bacaan Lainnya

“Rombongan dari Kalimantan dan Papua, itu setelah dari sini belajar satu mingguan, mereka langsung membudidayakan disana. Dan disaat mereka memulai usaha di sana, kita selalu kontak, apabila dia menemui kendala-kendala,” seru Mochammad Basori.

Basori juga menuturkan, sebagai modal usaha, PPKB yang berdiri sejak 2009, juga menyediakan lebah madu ternak. Namun di beberapa daerah, ternyata masih terkendala masalah transportasi.

“Di Kalimantan, masalah pengiriman lebah, agak terkendala dengan penerbangan yang tidak pakai pesawat besar. Sehingga, kita sudah izin macam-macam, dan sudah karantina, namun belum bisa mengirimkan. Padahal dia sudah minat betul, karena setelah pelatihan sekian lama, belum puas kalau belum membuktikan di sana,” bebernya.

PPKB juga akan memberikan solusi pemasaran, tergantung bagaimana kondisinya.

“Kalau dia kesulitan menjual, bisa kita tampung madunya. Dan kalau pemasarannya dia bagus, tapi produknya sedikit, kita juga bisa suplai kesana. Simbiosis mutualisme begitulah,” cetusnya.

Ketua PPKB, Mochammad Basori. (ws3)

Selain untuk calon pengusaha ternak lebah, PPKB juga untuk kalangan pelajar, mulai dari PAUD, sampai masyarakat umum. Metode pembelajarannya akan berbeda, tergantung tingkatan pendidikan.

“Kita membuka untuk semua kalangan, mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi, kita menyesuaikan dengan kondisi pembelajarannya. Kalau anak TK dan anak PAUD, cukup dengan bermain. Untuk yang setingkat SMA keatas, akan lebih mengarah pada model pemasaran, teknis produksi, termasuk pembotolan,” ungkapnya.

Basori juga mengatakan, yang paling pokok adalah masyarakat cinta terhadap lingkungan dan bisa mengerti tentang budidaya lebah. Karena sebenarnya lebah adalah pembawa manfaat terhadap lingkungan.

“Mitos orang-orang dulu, bahwa lebah itu menakutkan dan jangan didekati, itu maunya kita kikis. Sebab manfaat lebah adalah membantu penyerbukan. Seandainya petani mau dan cinta terhadap lingkungan, karena tidak lagi menggunakan pestisida, tetapi cukup dengan penyerbukan,” tukasnya.

Sementara itu, Waka Kesantrian, Sekolah Alam MI Baipas Malang, M Imam Wahyudi SPd mengaku, puas dengan pembelajaran seputar lebah. Ditemui saat mendampingi kunjungan ke PPKB bersama puluhan siswanya, Imam berharap, siswanya bisa bereksplorasi dan bereksperimen seputar lebah di PPKB.

“Kami belajar bersama tentang budidaya lebah madu, kami berharap anak-anak disini bisa belajar, karena basisnya adalah sekolah alam.  Biar mereka mengenal, sehingga bisa bereksplorasi dan juga bereksperimen,” tukasnya. (ws3/rhd)


Baca juga:

Pos terkait