Malang, SERU.co.id – Menurunnya kasus covid-19, menyebabkan mobilitas orang lebih leluasa. Hal ini turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor menuju endemi. Pasalnya, ketika mobilitas terbatasi, maka terjadi penurunan, pun sebaliknya maka terjadi pertumbuhan pada sektor keuangan.
Kepala OJK Malang Sugiarto Kasmuri mengatakan, dalam sewindu kantor OJK beroperasi, stabilitas sektor jasa keuangan di Malang, Pasuruan dan Probolinggo terjaga dan tumbuh positif. Tentunya selain konsumsi, juga perlu didukung oleh literasi.
“Kuncinya konsumsi. Ketika mobilitas terbuka, maka tingkat konsumsi ikut naik, sehingga pertumbuhan ekonominya positif,” seru Sugi, dalam Dialog Akhir Tahun dan Media Gathering, di Taman Dayu Golf Club & Resort, Kabupaten Pasuruan, Kamis (16/12/2021).
Disebutkannya, pertumbuhan positif tersebut ditandai dengan menggeliatnya beberapa sektor. Seperti kredit perbankan tumbuh 4,50 persen dan salurkan kredit Rp71,92 triliun.
Selain itu, kredit konsumsi tumbuh 2,71 persen (yoy), modal kerja 6,86 persen (yoy), perdagangan tumbuh 10,20 persen (yoy). Sementara kinerja perbankan di Malang Raya pada UMKM 17,74 T naik 8,58 persen (yoy), dan non UMKM 27,38T naik 2,99 persen (yoy).

Senada, Direktur Humas OJK Pusat Darmansyah mengatakan, tingkat inklusi keuangan 2019 mencapai target 76,19 persen, dibanding 67,8 persen di 2016. Sehingga strategi nasional untuk literasi keuangan masih rendah.
“Ini masih jadi tantangan, kalau literasi rendah, inklusi tinggi, maka masih ada gap. Seharusnya masyarakat menguasai literasinya lebih dulu, baru mengenal produknya,” ungkapnya.
Minat kaum muda pada dunia investasi terus meningkat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga November 2021 investor pasar modal mencapai 7,2 juta dari data Single Investor Identification (SID). Lebih dari separo atau 59,87 persen berusia di bawah 30 tahun dan 21,48 persen berusia 31-40 tahun.
Jika dihitung secara sederhana, total sekitar 5,85 juta investor tersebut merupakan generasi milenial dan Gen Z. Investor ritel berusia kurang dari 30 tahun semakin mendominasi dibanding tahun sebelumnya, yakni 54,9 persen pada Desember 2020.
“Banyak kaum milenial invest di pasar modal. Banyak yang ikut tren, namun sedikit yang memiliki literasinya, tidak melihat fundamental perusahaannya,” tegas Darmansyah.
Mengimbangi hal itu, OJK Malang merupakan penyelenggara Sekolah Pasar Modal (SPM) dengan sasaran audiens yang beragam. Contohnya, analisis sederhana dan ciri investasi aman. (rhd)
Baca juga:
- Indonesia Bungkam China 1-0 di GBK, Jaga Asa Lolos ke Babak Keempat
- Dokter AY Segera Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Pelecehan Seksual
- Wali Kota Batu dan Ketua TP PKK Takziah ke Kediaman Adelia Savitri Beri Bantuan Beasiswa Kuliah
- Wali Kota Batu Lantik Dewas & Direksi Perumdam Among Tirto Masa Bhakti 2025-2030
- PPPK Kabupaten Malang Kini Terima Gaji Melalui BPR Artha Kanjuruhan