PJT I Tekankan Kolaborasi Semua Pihak Minimalisir Mitigasi Bencana

Manager Utama Regional I Perum Jasa Tirta I, Viari Djajasinga. (rhd) - PJT I Tekankan Kolaborasi Semua Pihak Minimalisir Mitigasi Bencana
Manager Utama Regional I Perum Jasa Tirta I, Viari Djajasinga. (rhd)

Batu, SERU.co.id – Merespon bencana alam banjir bandang yang menerjang Kota Batu beberapa waktu lalu, Perum Jasa Tirta (PJT) I merangkul banyak pihak dalam upaya mitigasi bencana banjir bandang. Pasalnya, kolaborasi semua pihak sangat menentukan hasil maksimal dalam mitigasi minimal.

Manager Utama Regional I Perum Jasa Tirta I, Viari Djajasinga mengatakan, berdasarkan data investigasi, banjir bandang yang terjadi di Kota Batu bukan di sungai utama Brantas. Melainkan di alur kecil yang terbentuk secara alami dari aliran lereng Gunung Arjuna.

Bacaan Lainnya

“Kami sempat mencari tahu kondisi hulu Sungai Brantas (Arboretum Sumber Brantas) hingga lereng Gunung Arjuno. Ternyata bukan terjadi di arus utama Sungai Brantas, melainkan alur aliran dari lereng Gunung Arjuna,” jelas Viari.

Penjelasan temuan beralih fungsinya lahan hutan. (rhd) - PJT I Tekankan Kolaborasi Semua Pihak Minimalisir Mitigasi Bencana
Penjelasan temuan beralih fungsinya lahan hutan. (rhd)

Disebutkannya, sebelum terjadinya hujan, aliran air cenderung kering hingga kecil. Dalam kondisi normal, debit yang mengalir cenderung kecil mengikuti intensitas hujan di hulunya. Ketika debit air hujan tinggi, maka aliran kecil tidak dapat menampung.

“Kalau kita ibaratkan payung, ketika hujan di hutan yang rimbun, air yang jatuh di bawah pohon tidak akan banyak. Sebab air tertahan di daun, ranting dan teralirkan melalui batang pohon dan masuk ke dalam tanah. Sebaliknya, ketika hutan gundul, maka air akan langsung menggenang, bahkan ketika meluap berpeluang menjadi longsor,” beber Viari.

Menurutnya, hujan bukan menjadi penyebab utama banjir bandang. Namun material dari hutan seperti batang pohon eks area kebakaran hutan, ranting, bebatuan dan lainnya, yang menghadang arus aliran lereng dan aliran kecil air sungai.

“Tutupan lahan yang kritis ini menjadi pemicu tingginya laju erosi di hulu. Berdasarkan hasil foto udara yang kami peroleh, terlihat banyak longsoran baru pada lereng-lereng Arjuna. Longsoran ini akan masuk ke alur-alur alami dan membentuk tumpukan yang membendung alur tersebut,” jelasnya.

Titik nol hulu Sumber Brantas dengan debit air mengalir normal. (rhd) - PJT I Tekankan Kolaborasi Semua Pihak Minimalisir Mitigasi Bencana
Titik nol hulu Sumber Brantas dengan debit air mengalir normal. (rhd)

Sebagian besar lahan di hulu Brantas cukup kritis. Area tegakan pohon hanya tersisa di lereng-lereng terjal di punggung bukit, selebihnya banyak digunakan sebagai lahan pertanian dan pemukiman.

Peran serta pemangku kebijakan, baik Pemerintah Kota Batu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, maupun Kementerian serta masyarakat agar peduli terhadap lingkungan dan sungai. Sehingga upaya tersebut sebagai upaya antisipasi maupun pencegahan.

“Sekali lagi, perlu kerjasama semua pihak untuk meminimalisasi agar banjir bandang seperti kemarin tidak terjadi lagi. Termasuk media untuk literasi dan edukasi pola perilaku masyarakat,” tandasnya. (rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait