Malang, SERU.co.id – Forum Komunikasi Perguruan Tinggi–Teknologi Pertanian Indonesia (FKPT-TPI) menyelenggarakan Seminar dan Pertemuan Tahunan. Bekerja sama dengan International Association of Agro-based Engineering and Technology (IAAET) dan Forum Komunikasi Program Studi Keilmuan Teknologi Pertanian Indonesia.
Ketua FKPT-TPI periode 2019-2021, Prof Dr Ir Imam Santoso, MP menjelaskan, agenda FKPT-TPI tahun ini ada dua agenda utama. Pertama, seminar nasional dengan beberapa pemateri. Kedua, pergantian ketua FKPT-TPI periode 2019-2021 kepada ketua FKPT-TPI periode berikutnya.
“FKPT-TPI merupakan forum komunikasi bagi pimpinan fakultas, departemen, dan program studi yang menyelenggarakan pendidikan Teknologi Pertanian di seluruh Indonesia. Setiap tahun FKPT-TPI bertemu untuk mendiskusikan hal-hal seputar kurikulum dan penyelenggaraan pendidikan,” seru Dekan Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya, Prof Dr Ir Imam Santoso, MP, di Harris hotel, Kamis (11/11/2021).

Menurutnya, salah satu metode yang digunakan adalah penyelenggaraan kelas kolaboratif. Peluang dan tantangan berkaitan dengan indikator-indikator yang mengarah pada peningkatan internasionalisasi, hilirisasi produk. Maupun penyelenggaraan pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian kompetensi lulusan.
“Dalam hal ini, penerapan MBKM dan pencapaian indikator kinerja utama, dalam perubahan kebijakan oleh Kemendikbud-Ristek,” imbuh Prof Imam, sapaan akrab Ketua FKPT-TPI periode 2019-2021.
Menurutnya, pertemuan tahunan ini sangat penting dan strategis. Harapannya, Forum Dekan dan Forum PS dalam keilmuan Teknologi Pertanian membangun jejaring dan komunikasi aktif antar perguruan tinggi.
Seminar FKPT-TPI tahun ini mengusung tema “Implementasi program MBKM keilmuan teknologi pertanian dan penguatan inovasi agroindustri pangan nasional dalam mendukung ketahanan pangan, kesejahteraan petani dan daya saing nasional”.
Berkaitan dengan Implementasi MBKM, hilirisasi riset dan inovasi, peningkatan kualitas pembelajaran, infrastruktur dan penjaminan mutu proses pembelajaran. Imam meminta dikelola oleh program studi agar bisa terakreditasi internasional.
“Oleh karena itu, perlu dirumuskan bersama strategi dan model kolaborasi antar perguruan tinggi yang nantinya bisa mendukung kemajuan bersama,” tegas Prof Imam.

Terkait program mahasiswa belajar di luar kampus, diharapkan mereka bisa belajar di sektor pertanian dan di berbagai industri. Pasalnya, dari sisi petani juga akan mendapatkan manfaat dimana nanti akan ada pelatihan, pemberdayaan, penerapan inovasi dan teknologi. Sehingga petani juga mendapatkan manfaat dari beberapa pilihan kebijakan yang nanti akan direkomendasikan.
“Memang petani kita saat ini kalau dilihat dari struktur usia itu rata-rata diatas 40 dan 50 tahun. Karena itu kemudian pemerintah membuat program petani milenial,” ucapnya.
Menurut Prof Imam, tantangan bagi petani milenial adalah bagaimana terus mendorong mereka untuk mampu memanfaatkan sektor-sektor pertanian sebagai jalan hidup dan jalan usaha yang juga prospektif seperti usaha yang lain.
Pertemuan tahunan FKPT-TPI ini juga menjadi media pergantian ketua FKPT-TPI periode 2019-2021, ke ketua baru yang akan dipilih dalam Rapat Pleno Forum Dekan FKPT-TPI setelah acara seminar.
Pembicara utama dalam seminar ini, di antaranya:
– Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr H Syahrul Yasin Limpo, SH, MH.
– – Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR RI, Ir. Mohammad Zainal Fatah.
– Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Ir Supari, MM.
– – Kepala Kantor Pusat Riset Biomaterial-BRIN, Dr Akbar Hanif Dawam A. MT. (rhd)
Baca juga:
- Seluruh Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, Siap Jalani Wakuf di Arafah
- Satu WNI Meninggal di Gurun Makkah, Dua Lainnya Diselamatkan Usai Coba Masuk Secara Ilegal
- 541 Atlet KONI Kota Batu Lolos Mengikuti Porprov IX Jatim 2025
- KONI Batu Bakar Semangat Tanding Atlet Lewat Character Building
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan