CEO Lion Air Tularkan Ilmu Industri Penerbangan Pada Mahasiswa Polinema

Edward Sirait menjelaskan dunia penerbangan kepada mahasiswa Polinema. (rhd)

Jalin MoU Polinema – Lion Air Group

Bacaan Lainnya

Kota Malang, SERU – Kali ketujuh, Lion Air Group menggelar SNAP (Sharing & Expressing), CEO Goes To Campus. Dimulai dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, kali ini giliran Politeknik Negeri Malang (Polinema) didatangi salah CEO nya, yakni President Director of Lion Air Group, Edward Sirait, di Auditorium Pertamina, Polinema, Rabu (16/10/2019).

Mengusung tema “Aviation Business Trends, Technology and Profesional Career in Millennials Era”, Edward Sirait menularkan ilmu dan pengalamannya selama jatuh bangun hingga berkembang pesat membesarkan Lion Air Group. Sekaligus mengenalkan dunia penerbangan melalui kuliah tamu kepada ratusan mahasiswa Garuda Maintenance Facility (GMF) Polinema, dan mahasiswa jurusan lainnya.

Mahasiswa menyimak ilmu dan pengalaman yang dibagikan. (rhd)

“Informasi yang tersebar terkait dunia penerbangan masih sangat minim dalam dunia kampus. Yang kita lihat, nggak terlalu dikenal. Bahkan kadang-kadang kesempatan kerja, dan segala macam informasi tak bisa dibandingkan. Nah, kami ingin mengenalkan, bahwa inilah dunia penerbangan, seperti ini yang terbaru dan segala macamnya,” seru pria kelahiran Toba Samosir, 11 Oktber 1962 ini.

Mantan General Manager of Internal Audit di PT Merpati Nusantara Air (MNA), menyampaikan, mahasiswa, dalam hal ini mahasiswa Polinema, memiliki peluang kerja yang sangat besar dalam dunia penerbangan usai masa studinya. 

“Tak harus sesuai kompetensinya, misal administrasi pada bank, teknik harus teknisi, tidak seperti itu. Terjun ke dunia penerbangan itu tidak susah. Memang harus ada beberapa kompetensi lebih yang dimiliki. Seperti salah satunya kemampuan berbahasa Inggris. TOEFL Lo 400, ya tingkatin. Karena standar kami 500. Lo harus bisa, jangan menyerah,” semangat salah satu tokoh Batak ini.

Berkat didikan kedisiplinan dari ayahnya, J. Sirait (guru di SMP Narumonda), dan ibunya, S Sitorus (guru SD), Edward memiliki semangat hidup tak pernah menyerah dan tak mau mengalah pada keadaan. Seperti halnya ketika dirinya berani menerima tantangan dari dua bersaudara Rusdi Kirana dan Kusnan Kirana, dalam mendirikan PT Lion Mentari Airlines.

Penandatanganan MoU antara Edward Sirait dan Awan Setiawan. (rhd)

“Awalnya saya hanya memiliki Lion Tour. Entah kenapa saya diajak dan menerima tantangan mereka. Waktu itu modalnya ga sampai milyaran, tapi nekat mengelola pesawat. Pemikirannya, bayi lahir ga punya apa-apa, tetapi dia bisa besar dan sukses itu karena pilihannya,” beber sulung dari delapan bersaudara ini.

Lebih lanjut mantan dosen manajemen perusahaan UKI ini menjelaskan, jika bicara tentang dunia penerbangan tidak hanya di Indonesia, melainkan juga harus melihat mancanegara. “Di Timur Tengah saja masih dibutuhkan ribuan mekanik. Tapi gak bisa mekanik yang fresh graduate, harus punya pengalaman dulu, minimal 5 tahun mungkin. Apalagi jika sudah jad engineer, itu gajinya di luar negeri sudah $7000,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut, dilaksanakan penandatanganan MoU antara Polinema dengan Lion Air Group sebagai langkah kongkret antara pelaku bisnis dalam hal ini pihak Lion Air Group dengan Polinema sebagai perguruan tinggi, untuk lebih berkontribusi nyata dalam dunia penerbangan. “Ini alasan kami mau bekerjasama. Beliau tidak memikirkan dirinya atau Polinema, namun mau dan berani memikirkan mahasiswanya,” tandas Erward, yang menargetkan 10.000 karyawan dibawah naungan Lion Air Group dalam membangun negeri.

Direktur Polinema, Drs Awan Setiawan, MMT, MM, mengatakan, Polinema juga memiliki potensi untuk turut berkontribusi dalam dunia penerbangan melalui kurikulum, mahasiswa, dosen, maupun lulusannya nanti. “Nantinya, dosen-dosen kami juga magang. Tujuannya agar dosen kami mengetahui perkembangan terakhir terkait dunia aviasi sebelum turun untuk mengajar,” seru Awan, sapaan akrabnya, ketika disinggung isi MoU.

Sinergitas Polinema – Lion Air Group. (rhd)

Awan juga menawarkan bentuk kerjasama terkait pendidikan kru di Lion Air, agar memiliki ijazah dari Polinema. “Saya tadi juga bilang, kalau ada teknisi Lion Air yang kualifikasinya masih setara SMA dan telah punya sertifikat, kuliah satu tahun di Polinema sudah dapat gelar D3. Gak usah ke kampus, kuliah disana (tempat kerja) tidak masalah, kami yang kirim dosen kesana,” tantangnya.

Menurutnya, peluang kerja yang ada di industri penerbangan masih terbuka luas. Awan menyebut, peluang kerja di Lion Air Group ada tiga maskapai, yaitu Batik Air, Lion Air dan Wings Air. “Ini kan peluangnya masih banyak. Ini yang kelihatan di Pulau Jawa. Tapi coba yang beroperasi di luar Pulau Jawa, itu kan juga butuh banyak teknisi. 

Awan mencontohkan, lulusan kelas kerja sama GMF Polinema disiapkan untuk terjun dalam industri penerbangan. Saat lulus, para alumnus tidak hanya mendapat ijazah, melainkan juga Surat Keterangan Pendamping (SKP) ijazah yang berisi kompetensi. “Khusus teman-teman GMF dengan konsentrasi Electronic Aviation (EA) dan Airframe Power Plant. Itu satu mahasiswa EA dapat tiga sertifikat A1, A2 sama A4. Sedangkan yang teknik mesin ada dua sertifikat. Itu adalah bukti mereka sudah berkompeten,” terang Awan. (rhd)

Pos terkait