Malang, SERU.co.id – Wali Kota Malang Drs H Sutiaji mengatakan, e-Sport merupakan olahraga yang perlu didukung. Karena kepengurusan atau organisasi olahraga sudah sampai tingkat pusat. Kemudian Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang dalam waktu dekat akan menyusul.
Namun untuk melahirkan atlet-atlet yang sesuai harapan, lanjut Sutiaji, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua harus ditata dengan baik, dari segi kepengurusan atau organisasi yang sah, ada pelatihan khusus atau diklat dan sering mengadakan kejuaraan.
“Dengan demikian para calon atlet maupun atlet-atletnya mempunyai kemampuan di atas rata-rata. Saya mengapresiasi adanya e-Sport, karena peminatnya hampir di semua belahan dunia,” pesan Sutiaji.
Menurut Wali Kota Sutiaji, peminat olahraga e-Sport lumayan tinggi, karena sangat memacu adrenalin para gamers. Di sisi lain, setiap diperlombakan hadiah yang ditawarkan juga cukup menggiurkan.
“Pemkot Malang mendukung penuh serta nantinya diharapkan akan terlahir atlet-atlet e-Sport yang andal, profesional, dan bermental juara dari bumi Arema. Selain itu, olahraga ini sekaligus akan mengalihkan pengguna media sosial dari yang negatif ke positif,” tandasnya.
KONI Kota Malang mengaku, meski belum masuk dalam anggota resmi, pihaknya tetap mengapresiasi potensi e-Sport. Karena tren pemuda bahkan anak-anak zaman sekarang lebih banyak bermain game.
“Potensi atlet e-Sport di Kota Malang sangat banyak, apalagi saat ini olahraganya kawula muda,” seru Sekretaris KONI Kota Malang, Achmad Anang Fatoni, mendampingi Ketua KONI Edy Wahyono, melalui sambungan telepon.
Menurutnya, ketika nanti cabor e-Sport sudah masuk secara resmi menjadi anggota KONI Kota Malang, pihaknya berkomitmen untuk memberi pembinaan. Seperti halnya dilakukan pada cabor lain yang telah mencetak atlet professional. Sehingga unsur pembinaan bagi atlet sebagai rutinitas.
“Monggo silakan kalau ada ESI Kota Malang, yang terpenting ikuti aturan mainnya e-Sport Indonesia. Saya di sini sifatnya hanya koordinator tingkat daerah saja,” papar Anang, sapaannya.
Pihaknya mengakui, belum mendata atlet E-Sport karena memang belum menjadi anggota. Baru bulan Agustus, surat keputusan (SK) dari pengurus ESI Provinsi Jawa Timur turun. Sehingga kalau sudah masuk, akan menjadi tugas KONI untuk pembinaan.
“Kalau atlet itu wewenangnya di cabor. Kalau KONI ranahnya tidak langsung atlet, tapi di cabor-cabor terkait pembinaan, kepelatihan dan sebagainya,” ujar pria penghobi travelling ini.
Meski belum masuk dalam anggota KONI, namun Adam Adhe H. Asmorokondi, salah satu atlet e-Sport asal Kota Malang ikut menjadi delegasi atlet Jawa Timur dalam PON XX Papua. Adam sebelumnya mengikuti seleksi ESI Jatim sebanyak 300 peserta diambil dua orang. Meski akhirnya harus puas di babak grand final delapan besar.

Ketua ESI Kota Malang Dr H Nurcholis Sunuyeko, MSi mengungkapkan, SK tentang penunjukkan dirinya diamanahi sebagai Ketua ESI Kota Malang baru keluar bulan Agustus 2021. e-Sport ini bukan lagi pada sebuah permainan untuk senang-senang, seperti prespektif negatif orang awam.
“e-Sport ini kalau dalam bahasa tertentu lebih banyak orang mengkonotasikan sebagai game, padahal lebih luas daripada itu,” ujarnya.
Nurcholis menilai, perlu merubah mindset masyarakat untuk konotasi yang belum baik. Langkahnya dengan mengadakan event sekaligus mengedukasi bahwa e-Sport adalah positif. Menurutnya, e-Sport bukan hanya sekadar permainan game. Namun sebagai salah satu bidang olahraga untuk melatih sekaligus meningkatkan keterampilan, intelegensi, dan kemampuan atlet.
“e-Sport adalah jenis olahraga bagaimana meningkatkan motorik seseorang, bagaimana meningkatkan tentang intelegensi seseorang, meningkatkan kecerdasan dan ketepatan. Jadi orang tua positif kalau ada anak yang nge-game. Karena bidangnya seperti itu,” ujar Nurcholis.

Ke depan, pihaknya berencana membuat event, selain untuk melatih juga sebagai ajang mewadahi atlet-atlet maupun bibit-bibit atlet melalui sebuah kompetisi. Tidak tanggung-tanggung ESI Kota Malang bermimpi mempunyai sirkuit untuk drone.
“Itu yang kami cita-citakan. Yang penting adalah meningkatkan kualitas, harus ada kompetisi di Malang sendiri, keren pastinya nanti,” ungkap Rektor IKIP Budi Utomo (IBU) Malang tersebut.
Tidak lupa, para atlet atau yang ingin konsen di e-Sport harus memperhatikan soal waktu. Sebisa mungkin ketika memainkan game tidak lupa waktu, tersita sampai meninggalkan kewajiban lainnya.
“Harus kita edukasi kepada mereka supaya ada waktu tertentu. Tidak boleh meninggalkan kegiatan-kegiatan akademis atau sekolah, dan yang lain,” ungkapnya.
Menurut Nurcholis, e-Sport ini kebanyakan menyasar anak SMP hingga SMA. Meskipun para mahasiswa masih ada, tapi sudah mulai jarang.
“Usia ideal sekitar 15 sampai 20-an tahun. Kalau 15 tahun ke bawah hanya suka-suka, biasa-biasa saja bukan soal keterampilan atau skill,” kata pria yang menjadi anggota PWI Kehormatan seumur hidup ini.
Pihaknya menambahkan, saat ini kesekretariatan masih berada di IKIP Budi Utomo. Karena masih belum bisa membangun kesekretariatan sekaligus fasilitas. Nantinya akan menjalin semua pihak agar e-Sport di Kota Malang patut diperhitungkan di berbagai ajang, baik regional maupun nasional.
“Kalau dengan KONI belum, karena kami sendiri belum ada pelantikan, setelah itu kami komunikasikan,” pungkasnya. (adv/jaz/rhd)
Baca juga:
- Polres Batu Aksi Pasang Stiker Call Center 110 Di Lokasi Strategis Demi Pelayanan Cepat
- Polisi Dalami Motif Pengeroyokan Pelajar SMKN 4 Malang Diduga Kesalahpahaman
- Seorang Lansia di Tumpang Tewas Terbakar di Dalam Rumahnya
- Gaji ke-13 untuk ASN dan Pensiunan Cair Mulai 2 Juni 2025
- Harga BBM di Shell, BP, Vivo dan Pertamina Kompak Turun Mulai 1 Juni 2025