Malang, SERU.co.id – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) disambut suka cita oleh siswa sekolah. Karena sekian lama mengikuti pembelajaran dalam jaringan (daring) tidak bisa bertemu secara langsung.
Tak hanya bisa bertatap muka, pengakuan salah satu siswa PTM, juga memudahkan dalam pemahaman materi pembelajaran. Interaksi langsung antara guru dengan murid menjadi lebih intensif.
“Rasanya senang, habis dari daring/online begitu ketemu teman-teman. Lebih masuk (materi) pemahaman dari pada pembelajaran online,” seru siswi SMAN 4 Malang, Binar Putri.
Menurutnya, sejauh ini selain materi pembelajaran dan pembagian tugas-tugas melalui aplikasi. Pembelajaran dilakukan setiap harinya menggunakan sistem ganjil-genap. Sehingga satu kelas hanya terisi 50 persen kehadiran, sisanya melalui daring di rumah masing-masing.
“Satu kelas isinya 15 orang, berdasarkan absen. Satu hari ganjil, hari berikutnya genap,” beber siswi kelas XI IPS ini
Terkait kendala yang dialami selama daring ini lebih kepada materi mata pelajaran. Terkadang materi yang disampaikan guru tidak bisa diterima dengan baik, sehingga tidak paham.
“Kendala dari segi materi. Kalau soal jaringan belum mengalami sih. Karena ada bantuan kuota dari sekolah,” imbuhnya.
Terkait bus sekolah yang disediakan Pemkot Malang, menurutnya sangat membantu siswa. Mungkin ada siswa terkendala kendaraan ke sekolah, jadi memudahkan akses ke sekolah.
“(Sosialisasi) belum pernah disampaikan,” pungkas Binar, kepada SERU.co.id.
Senada, siswa kelas XI SMAN 4 Malang, Yoga Andri Kurniawan, mengaku senang bisa PTM secara offline. Karena selama ini kendala yang dihadapi pembelajaran daring dari segi perangkat handphone.
“Kesulitannya saya kadang tidak ikut zoom ya mas. Karena handphone saya tidak kuat,” terangnya.
Terpisah, Kesiswaan SMAN 4 Malang, Dony Andri Setiawan MPd menuturkan, sistem pembelajaran yang digunakan ialah blended learning. Dimana selain guru mengajar tatap muka di kelas, bersamaan pembelajaran online bagi siswa yang daring dari rumah.
“Menggunakan sistem ganjil genap, kelas X ada 92 dan kelas XI 114 kurang dari 50 persen. Karena memang persyaratannya harus mendapatkan izin orang tua, kita tidak memaksa,” papar Dony, ditemui di kantor Kesiswaan SMAN 4 Malang.
Sistem blended learning sudah dipersiapkan jauh hari, seperti pelatihan bagi guru pembelajaran online. Menurutnya dalam blended learning, pelaksanaannya ada beberapa guru terkendala koneksi wifi.
“Kemungkinan rebutan masuk jaringan. Namun secara keseluruhan alhamdulillah lancar tidak ada masalah,” jelasnya. (rhd/jaz)
Baca juga:
- Babinsa Arjosari Bersama Warga Gotong Royong Rehab Pagar Masjid Jami Fathurrohman
- Babinsa Tunjungsekar Monitoring Penggilingan Padi Jaga Kualitas Gabah
- DPKH Kabupaten Malang Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Hewan Jelang Kurban
- Kenaikan Isa Almasih Serta Libur Panjang Polres Malang Amankan 67 Gereja dan Lokasi Tempat Keramaian
- Polisi Temukan Pelanggaran Plat Nomor dan Kelalaian Berkendara Kasus Christiano Tarigan