Tulungagung, SERU.co.id – Pekerjaan eehabilitasi gedung SMPN 1 Pakel Tulungagung diduga mengurangi spesifikasi dari Rencana Anggaran Biaya (RAB). Pengurangan spesifikasi tersebut terlihat rangka atap usuk dan reng yang digunakan pakai kayu lokal/kayu tahun.
“Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang/berat SMPN 1 Pakel berlokasi di Desa Pecuk, Kecamatan Pakel, Nilai Kontrak Rp 1.106.211234,00, Sumber Dana DAK – APBD Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran 2021 dilaksanakan oleh CV. Virendra Jaya. Namun pada pelaksanaan diduga tidak mengacu ke RAB,” ungkap Sulis, penggiat sosial konstruksi di sela investigasi bersama wartawan di lokasi kegiatan.
Sulis menyebut bahwa pelaksana dan juga konsultan pengawas kurang efektif dalam kinerjanya. Hal itu berdasar pada pendampingan pekerjaan tidak ditemui di lokasi kegiatan.
“Tugas utama seorang pelaksana lapangan adalah mempersiapkan pelaksanaan proyek dengan sebaik-baiknya. Dari saat proyek dimulai sampai dengan proyek selesai, dari hal-hal kecil sampai dengan hal-hal yang besar, fakta terbaik dengan pelaksana proyek SMPN 1 Pakel tidak ditemui dilokasi ketika pembangunan berjalan,” papar Sulis.
Selain pelaksana proyek, Konsultan pengawasan tutur Sulis tidak ditemui di lokasi kegiatan, padahal pekerjaan sedang berjalan.
“Lingkup tugas Konsultan Pengawas adalah memberikan layanan keahlian kepada para pekerja dan sebagai Tim Pengelola Teknis yakni melaksanakan tugas-tugas koordinasi dan pengendalian seluruh kegiatan teknis pembangunan tahap pelaksanaan konstruksi, jika tidak ada di tempat pekerjaan saat pembangunan bagaimana akan sesuai dengan ketentuan,” tegas Sulis.
Sulis meminta, baik pelaksana proyek maupun konsultan pengawas agar efektif dalam kinerjanya, dan bersama dengan kontrol sosial untuk saling terbuka, khususnya spesifikasi RAB.
“Agar pembangunan sesuai dengan prinsip transparansi maka baik konsultan maupun pengawas tidak tertutup kepada publik terutama spesifikasi RAB. Ini bertujuan agar pembangunan sesuai ketentuan petunjuk dan juga aturannya,” kata Sulis.
Ia menambahkan dari hasil investigasi untuk kerangka atap usuk dan reng yang digunakan kayu lokal /tahun saat dilakukan pengecekan lokasi.
“Dari hasil pengecekan rangka atap usuk dan reng mengunakan kayu lokal/kayu tahun. Padahal standarisasi pada RAB untuk usuk dan reng seharusnya memakai kayu kruwing,” pungkas Sulis.
Dari pantauan awak media di lokasi kegiatan, dalam pelaksanaan pembangunan, baik pelaksana proyek maupun konsultan pengawas tidak ada dilokasi. Hal tersebut diduga keras menjadi sebab timbulnya ketidaksesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan yang diantaranya pada pekerjaan rangka atap untuk usuk dan reng tidak berkualitas. Seharusnya menggunakan kayu kruwing sesuai ketentuan.
Saat dikonfirmasi Ir Sudomo selaku konsultan pengawas dari CV.Bintang Surya Mandiri, menjelaskan segera menindaklanjuti kebenaran dari informasi terkait penggunaan kayu usuk dan reng yang tidak sesuai dengan spesifikasi dalam penggunaannya.
“Kami tim konsultan pengawas ke lapangan kita akan lihat lokasi. Apabila yang dikerjakan tidak sesuai spesifikasi maka akan melayangkan surat teguran. Juga menganjurkan untuk melakukan penggantian material yang tidak sesuai spesifikasi dalam rencana anggaran biaya (RAB),” terang Sudomo.
Lebih lanjut Sudomo mengatakan, dengan ketidakhadiran dirinya di lokasi kegiatan dikarenakan untuk pengawasan. Bukan hanya satu titik melainkan ada beberapa titik pengawasan yang sama.
“Kita mengawasi beberapa titik, bukan hanya SMPN 1 Pakel. Kebetulan disaat rekan dari media datang pengawas lagi di lokasi yang lain, dan terimakasih juga sudah jadi mitra dalam mensukseskan pelaksanaan dan pembangunan,” tutup Sudomo.
Sekretaris Dinas Pendidikan Tulungagung Syaifudin Juhri SH, MM membenarkan temuan tersebut setelah pihaknya cek ke lapangan.
“Sesuai yang Anda sampaikan. Bahwa rehab gedung SMPN 1 Pakel menggunakan kayu taun alias lokal. Harusnya kan kayu kali manta,” jawabnya.
Namun Syaifudin juga menemukan bahwa kontraktor sudah menyediakan kayu kalimantan. Kayu tersebut disediakan tak jauh dari lokasi pembangunan.
“Kayaknya ada miss komunkasi antara kontraktor dengan tukang kayu. Mungkin si tukang ingin cepat selesai maka dia memasang kayu sembarang,” tutur pria yang beristrikan seorang dokter spesialis tersebut.
Akhirnya, lanjut Syaifudin, kontraktor pun mengganti kayu usuk dan reng sesuai dengan RAB. Yakni menggunakan kayu kalimantan. (And/ono)
Baca juga:
- Seluruh Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, Siap Jalani Wakuf di Arafah
- Satu WNI Meninggal di Gurun Makkah, Dua Lainnya Diselamatkan Usai Coba Masuk Secara Ilegal
- 541 Atlet KONI Kota Batu Lolos Mengikuti Porprov IX Jatim 2025
- KONI Batu Bakar Semangat Tanding Atlet Lewat Character Building
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan