Berawal Bisnis Kardus, Kini Jadi Konsultan Pebisnis Muda

Eko Sri Laksono, Konsultan UMKM yang berjualan kemasan kardus. (jaz) - Berawal Bisnis Kardus, Kini Jadi Konsultan Pebisnis Muda
Eko Sri Laksono, Konsultan UMKM yang berjualan kemasan kardus. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Jarang sekali pebisnis yang ingin rugi, tapi tidak bagi pemilik usaha Galeria Kemasan Art of Kardus. Usaha di Jalan Mertojoyo Blok I No12 Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang ini, sebagai tempat menimba ilmu pengusaha muda UMKM.

Ketika SERU.co.id berkunjung di lokasi Galeria Kemasan, suasana hangat langsung terasa oleh sambutan Eko Sri Laksono, sang pemilik bisnis. Senyum dan sapa ramah terucap dari pria paruh baya mempersilahkan SERU.co.id masuk dan melihat-lihat hasil produksi kardus.

Bacaan Lainnya

“Dari kardus pindah ke kemasan ini. Karena banyak terlibat di persoalan UKM, sempat menjadi konsultan UKM Malang Raya selama 30 tahun,” seru Eko Sri Laksono, Sabtu (21/8/2021).

Menurutnya, usaha yang digeluti tersebut kurang lebih 11 sampai 12 tahun yang lalu. Awalnya
membuat kardus untuk mainan anak-anak dengan nama Si Kambi. Semua bahan mainan berasal dari kardus, hingga akhirnya memutuskan untuk ke packaging sebuah produk dari kardus.

Tercatat total 688 orang memesan ragam kemasan, belum lagi yang menghubungi di whatsapp sekitar 250 orang. Ratusan konsumen itu berasal dari pebisnis pemula, karena di tempat ini bisa melayani pemesanan bijian. Biaya kekurangan ditanggung dirinya sendiri, karena senang melihat banyak start up bermunculan.

Sedari dulu dirinya lebih konsen di bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), hingga puluhan tahun berkecimpung di dunia konsultan usaha. Dari situlah, Eko lebih tertarik untuk memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada pengusaha yang mulai merintis. Keinginannya, start up-start up di Malang Raya harus mempunyai kemasan yang mampu bersaing di luar kota bahkan nasional.

“Produk usaha Malang Raya ini kemasannya harus bagus-bagus, agar menarik daya beli konsumen. Disini Galeri Art, kemasan kardus ini ada seninya,” beber alumnus Intitut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1987 ini, kepada SERU.co.id.

Ditanya seputar kendala, dirinya menyebutkan, selama ini tidak ada kendala. Karena niat membuka bisnis hanya sekadar perantara untuk mempertemukannya dengan usahawan pemula. Karena justru masalah berada di konsumen atau klien berkaitan dengan produk.

Mengubah persepsi usahawan muda menjadi seseorang yang matang dalam hal kemasan. Eko mengaku, setelah bertahun-tahun menjadi konsultan, berhadapan dengan perusahaan-perusahaan besar. Sehingga tahu bagaimana kesulitan start up berkembang.

Dirinya berani berbicara perihal bisnis dan bisa memberikan motivasi, karena sudah pernah melakukan. Terbukti usahanya berjalan sukses, meskipun bukan semata-mata mencari keuntungan dari Galeria Kemasan.

“Fungsi ini sebetulnya kalau bisnis intelegent seperti mata-mata bisnis. Ini sebenarnya bukan bisnis kardus. Ini adalah tempat saya ngajar,” terang pria berusia 61 tahun ini.

Menurutnya, ada persepsi yang belum pas di kalangan usahawan pemula. Banyak masalah yang dihadapi setelah membuat produk asal-asalan dengan ‘pokoknya jualan’.  Padahal, dibalik itu harus ada rencana, konsep dan seterusnya.

“Konsep-konsep seperti itu memang belum ada. Tapi tidak apa-apa yang penting jalan saja,” pungkasnya.

Di akhir wawancara, Eko menyebutkan, kunci utama usaha berasal dari belajar, membaca, dan tidak takut mencoba. Dengan pengalaman, seseorang akan mampu memahami sekaligus mencari solusi agar tidak terulang kembali. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait