Pemkot Malang Ajukan ke Pemprov, Safehouse Tampung 110 Bed

Safehouse BPSDM Pemprov Jatim. (jaz) - Pemkot Malang Ajukan ke Pemprov, Safehouse Tampung 110 Bed
Safehouse BPSDM Pemprov Jatim. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Safehouse atau rumah isolasi bagi pasien Covid-19 di Kampus Diklat BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Jawa Timur, Jalan Kawi Nomor 41 sudah bisa menampung 60 bed. Merespon kenaikan kasus yang terjadi, Pemkot Malang mengusulkan tambahan ke Pemprov sebanyak 110 bed.

Walikota Malang, Drs H Sutiaji mengungkapkan, dari 60 bed yang disediakan di Safehouse sudah ada yang mengantri sebanyak 29. Termasuk Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang masih tersisa sebanyak 12 orang menunggu hasil swab.

Bacaan Lainnya

“Yang antri sudah 29, termasuk anggota PSC tujuh positif dibawa ke Safehouse. Makanya saya terus minta tambah jadi 110,” seru Sutiaji, di halaman Mapolresta Malang Kota, Senin (28/6/2021).

Informasi terbaru, tujuh anggota positif dari 28 anggota layanan kegawatdaruratan PSC (Public Safety Center) medis 119 (bebas pulsa). Sehingga pelayanan kantor sementara waktu belum bisa beroperasi. Namun, untuk penanganan lapangan tetap berjalan seperti biasa.

“Jumlah itu yang kena justru di kantor admin. Kalau di lapangan alhamdulillah tidak kena,” beber pria asal Lamongan ini.

Pihaknya menuturkan, tujuh anggota PSC menurut hasil tracing bukan berasal dari giat di lapangan, melainkan ada salah satu anggota PSC yang terkonfirmasi positif.

“Hasil tracing dari keluarga, ada anggota keluarga PSC terpapar Covid-19,” ungkapnya, kepada SERU.co.id.

Walikota Malang, Drs H Sutiaji selepas konferensi pers di Mapolresta Makota. (jaz) - Pemkot Malang Ajukan ke Pemprov, Safehouse Tampung 110 Bed
Walikota Malang, Drs H Sutiaji selepas konferensi pers di Mapolresta Makota. (jaz)

Terkait lonjakan kasus, Sutiaji tidak bisa menampik masyarakat belum sepenuhnya mentaati protokol kesehatan. Terlebih selepas penyekatan, bisa dilihat kasus lonjakan dari satu bulan. Setelah penyekatan apakah ada perubahan penurunan, justru malah terjadi peningkatan kasus.

“Kalau satu bulan ini ada banyak kasus, maka saya yakin akan menjadi gelombang yang luar biasa, ternyata benar,” bebernya.

Menurutnya, saat ini di Kota Malang belum ada penyekatan atau pemberlakuan jam malam. Sebab belum efektif, seandainya daerah lain tidak melakukan.

Pihaknya menambahkan, harus tetap waspada dengan varian virus baru, memakai masker yang benar serta membatasi kerumunan. Hal yang sepele berdampak besar, tidak hanya bagi pribadi, namun juga bisa kepada orang lain.

“Hitungannya epidomolog, varian baru (penyebarannya) hanya kisaran detik, 15 detik sudah menyebar. Kalau membuka masker ada virus langsung kena. Maka mohon tingkatkan kesadaran prokesnya,” pungkasnya. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait