Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang resmi membangun beberapa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN). Tahun 2021, dibangun tiga SMPN sekaligus, yaitu SMPN 28, SMPN 29 dan SMPN 30.
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana menegaskan, proses pembangunan dilaksanakan selama tujuh bulan dengan target selesai 29 Desember 2021. Salah satu SMP Negeri 30 dibangun di Kelurahan Mulyorejo, dan ditargetkan Januari 2021 sudah bisa ditempati.
“Waktu pelaksanaan 21 Juni hingga 29 Desember 2021. Jadi nanti 1 Januari 2022 sudah pindah ke sini, kalau sekarang masih dititipkan di SMPN 15,” seru Suwarjana, dalam Peletakan Batu Pertama Pembangunan SMPN 30 Mulyorejo Kota Malang Senin (21/6/2021).
Pembangunan dilaksanakan oleh PT Pilar Birosafir, beralamatkan di Perum Bumi Asri Blok G 5 Sengkaling Kabupaten Malang. Nilai pagu sebesar Rp 13.794.519.000. Setelah melalui proses pengadaan oleh tim Pengadaan Barang dan Jasa Kota Malang terjadi Nilai Kontrak sebesar Rp 10.726.388.000.
“Selisih Rp 3.068.131.000,- atau turun lebih dari 22 persen dari pagu,” bebernya.
Menurutnya, gedung SMPN 30 terdiri dari 2 lantai, dengan rincian 8 ruang kelas; 1 Laboratorium IPA dan Biologi; 1 ruang Bahasa dan Komputer; 1 ruang Ketrampilan; 1 ruang Lab Elektronika; 1 ruang Aula; 1 ruang Hall; 1 ruang Perpustakaan; 1 ruang Bimbingan Konseling; 1 ruang Osis Pramuka dan PMR.

Selain itu, 1 ruang Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah; 1 ruang Guru; 1 ruang Rapat; 1 ruang Gudang Peralatan; 1 ruang Tata Isaha (TU) TU; serta 1 ruang Pos Jaga. Total ada 23 ruangan.
“Mudah-mudahn nanti melanjutkan di 2022, ada empat ruangan. Yaitu Ruang Kesenian, Mushola dan Tempat Wudhu, Ruang Robotika, Ruang Kantin. Untuk pagar dan lapangan insyaallah kita bangun di 2022,” pungkasnya.
Walikota Malang, Drs H Sutiaji mengungkapkan, pembangunan sekolah baru memang menyesuaikan kebutuhan. Bentuk upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), serta sebagai tujuan pembangunan nasional.
“Pemkot harus hadir dan dekat dengan masyarakat. Bagaimana penyediaan sarpras pendidikan melalui upaya itu ada tiga SMP baru. Tidak akan tercapai kalau tidak ada kerjasama dan kesepahaman satu visi dengan dewan,” ungkap Sutiaji.
Lebih lanjut, proses pembangunan harus representatif sesuai yang dibutuhkan. Detail Engineering Design (DED) didesain sedemikian rupa agar tahan gempa bumi. Butuh dukungan semua pihak untuk mensukseskan pembangunan dan mengawal keberhasilan pendidikan.
“Gedung oke, percuma tanpa keterlibatan semua pihak. Pendidikan adalah milik kita semua, harus melibatkan triparted sekolah, yakni pemerintah, orang tua dan sekolah. Keberadaannya kita kuatkan baik gedung maupun proses pendidikan,” tegas pria penyuka makanan pedas ini.
Pihaknya menambahkan, perlu adamya pemerataan Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) dengan baik. Pintarnya anak didik, bukan hanya dari guru semata. Karena kualitas di perkotaan itu biasa dengan sarana prasarana yang memadai, lingkungan anak, serta orang tua memperhatikan pendidikan anak.
“Guru yang hebat, mengangkat sekolah yang baru dengan segala keterbatasan (fasilitas),” pungkasnya. (jaz/rhd)
Baca juga:
- Target Empat Medali Emas, Wali Kota Malang Motivasi Atlet Basket Hadapi Porprov IX Jatim
- Lansia Dilaporkan Hilang Hanyut di Sungai Metro Ditemukan Selamat di Pakisaji
- Bupati Malang Sebut Munas VI APKASI 2025 Wadah Strategis Kuatkan Pembangunan Nasional
- Ratusan Travel Merugi Miliaran Usai Visa Haji Furoda Tak Kunjung Terbit
- Zia Ulhaq Nilai Putusan MK Soal Sekolah Swasta Gratis Dorong Pemerataan Pendidikan