Malang, SERU.co.id – Pekerjaan rumah Kampung Kajoetangan Heritage tidak hanya spot menarik dan ekosistem budaya didalamnya. Namun tempat parkir menjadi hal yang tidak kalah penting untuk menata objek wisata yang digadang-gadang Kota Malang tersebut.
Ketua Kampung Tematik atau Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kajoetangan Heritage, Mila Kurniawati mengatakan, sudah memiliki gambaran terkait parkir. Namun seperti apanya tetap berada di keputusan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
“Pintu masuk yang di Jalan Dorowati bisa menampung kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, bahkan bus. Sementara di pintu lainnya tidak bisa,” seru Mila Kurniawati, Rabu (9/6/2021).

Diketahui sebelumnya ada pintu masuk sejumlah lima titik. Yaitu di Jalan Basuki Rahmat Gang IV, Gang Gang VI, di Jalan Semeru, Jalan Dorowati dan di Es Talun.
Menurutnya, ada permasalahan ketika sekarang tren gowes. Meskipun belum dibuka, banyak wisatawan diam-diam mencoba masuk. Sehingga terkesan ramai dan tidak teratur.
“Sekarang sampai sepeda dinaikkan, lalu lintasnya (di dalam) tidak karuan. Sebenarnya harus diparkir, tidak boleh sepeda dibawa ke dalam,” ungkap Mila, sapaan akrabnya.
Pihaknya menambahkan, selama pandemi ada pembatasan kunjungan. Kedepan akan dibuat zona. Konsep yang diambil membagi spot-spot tertentu bagi wisatawan yang ingin masuk. Melihat luas wilayah banyak spot yang tersebar, memungkinkan membagi pengunjung agar tidak terjadi kerumunan.
“Mungkin wisatawan nanti bisa memilih empat zona seperti itu. Satu zona ada 10 spot,” terangnya.

Sementara, Walikota Malang, Drs H Sutiaji menuturkan, progres pembangunan tinggal meneruskan koridor tiga. Target sampai di akhir tahun 2021 sudah selesai, sehingga bisa dibuka untuk umum.
“Kita buka di 2022 sudah clear. Kita buka semua nanti, seperti taman lampu terus sambungannya sana Insyaallah sudah mulai on,” ungkapnya.
Terkait parkir, Sutiaji menegaskan, ketika Jalan Basuki Rahmat sudah satu arah, maka jalan otomatis lebar. Karena belum bisa menyiapkan lahan parkir, sehingga tahun ini sudah direncanakan vertical parking.
Ada kemungkinan eks DLH di Jalan Majapahit bisa dialih fungsikan, namun di tahun 2022. Ada lagi rekayasa dari pengusaha membeli lahan kosong untuk lahan parkir. Semua kemungkinan-kemungkinan masih akan dibicarakan.
“Nanti penataannya saya kira sama dengan di kota-kota yang lain. Seperti Kota Tua Surabaya itu tidak ada parkir, hanya berjajar. Karena ini satu arah volume kendaraan, kalau malam tidak seperti biasanya,” beber Sutiaji. (jaz/rhd)
Baca juga:
- SPPG Tlogowaru Kota Malang Pekerjakan Masyarakat Lokal Sukseskan Program MBG, Sasar 4.800 Pelajar
- Rumah Dinas Sekda Situbondo dibobol Maling Saat Ditinggal Ibadah Haji
- Selama Libur Panjang Gunung Bromo Dibanjiri 11.735 Wisatawan Lokal dan Mancanegara
- Alfamart Gandeng Puskesmas Ardimulyo Layani Posyandu ILP dan Edukasi Balita hingga Lansia
- Tingkat Hunian Hotel Kota Malang Capai 47 Persen, Diyakini Melonjak Lewat Program 1.000 Event