Malang, SERU.co.id – Paguyuban Pedagang Pasar Kota Malang (PPPKM) resmi menjadi satu wadah para pedagang. Dinas Perekonomian dan Perdagangan (Diskopimdag) sebut paguyuban sebagai mitra kesejahteraan.
Kepala Diskopindag Kota Malang, Muhamad Sailendra ST MM mengungkapkan, terbentuknya Paguyuban Pedagang Pasar Kota Malang (PPPKM) ini menjadi mitra dalam pembangunan pasar. Tidak hanya membangun secara fisik, tetapi juga membangun peningkatan pendapatan untuk kesejahteraan.
“Membangun pedagang pasar supaya perekonomian rakyat meningkat melalui perdagangan pasar ini bisa berjalan. Dan berdampak pula pada peningkatan kesejahteraan mereka,” seru Muhamad Sailendra, Minggu (30/5/2021).
Acara dikemas dengan Halal bi halal dan pelantikan kepengurusan P PPKM masa bakti 2021-2026. Turut hadir Wakil Sekretaris Komisi B, Arief Wahyudi, Camat Klojen, Lurah Bareng, dan para pedagang perwakilan se-Kota Malang.
Diskopindag mengatakan, banyak potensi luar biasa dalam keuangan yang bisa dimaksimalkan pedagang. Terlebih total 26 pasar di seluruh Kota Malang sudah lumayan bagus sarana prasarananya.
“Potensi untuk menghimpun SDM dan menghimpun kapitalisasi keuangan. Apa itu permodalan, dan contoh lainnya. Mereka juga bisa membentuk koperasi,” beber Sailendra, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, pihaknya akan menerima masukan, saran, maupun dukungan jika diperlukan. Progam-progam yang dicanangkan tetap harus dikomunikasikan antara P3KM dengan pemerintah, agar ada sinkronisasi.
Beberapa hal penting yang harus digalakkan yaitu kemitraan, kolaborasi, kegotongroyoan, dan kebersamaan harus dibangun. Sejauh ini belum ada paguyuban yang menaungi seluruh pasar, masih parsial dengan terkotak-kotak pasar satu dengan pasar lainnya.
“Secara se-Kota Malang baru kali ini ada paguyuban pedagang, ini luar biasa, belum tentu di kota lain ada,” terangnya.
Sementara Penasehat P3KM yang juga perwakilan dari Pasar Besar, H Saguanto menuturkan, ada beberapa yang ingin direalisasikan setelah terbentuknya paguyuban pedagang pasar, agar lebih maju dan berkembang sesuai zaman.
“Pertama mencanangkan kembali belanja ke pasar, menjadikan pasar menjadi tempat belanja yang nyaman, sebagai budaya ekonomi rakyat,” bebernya.
Kemudian sebagai solidaritas sosial antara pemilik modal kuat mensupport kepada pemodal lemah. Memulai budaya berkolaborasi, tidak ada lagi yang namanya persaingan, tapi mengutamakan kerjasama.
Paguyuban pasar bukan hanya database pasar, tapi bagian dari daya tawar yang kuat pihak terkait dan pemodal. Paguyuban merupakan branding yang kokoh, sebagai alat tidak hanya bertahan pasar tradisional, strategi tidak punah dikalahkan pasar modern.
Lebih lanjut, H Sugianto mengatakan bagaimana mengikis kesan kumuh pasar, meningkatkan SDM. Lalu sebagai mitra dari pemerintah agar progam pemkot tepat sasaran. Teralhir P3KM mampu memfasilitasi komoditas dengan tercukupi banyak sehingga tidak kalah lengkap itemnya dari pasar modern. (ws1/rhd)
Baca juga:
- Ribuan Jemaah Haji Indonesia Bergerak ke Arafah, Siap Wukuf Besok!
- Perairan Masalembu Terindikasi Jadi Jalur Operasi Penyelundupan oleh Sindikat Narkoba Internasional
- Diduga Peras Kades, Oknum LSM dan PNS Terjaring OTT Polisi
- Puasa Arafah: Sehari Menggugurkan Dosa Dua Tahun
- Pertamina Salurkan 1,5 Juta Tabung LPG di Jawa Timur Jelang Iduladha