Tantangan peningkatan Literasi Digital jadi Digital Skills
Malang, SERU.co.id – Awal pandemi merupakan awal bangkitnya dunia teknologi digital sebagai salah satu solusi hingga saat ini. Sekaligus mengubah mindset konvensional dan kolot menjadi lebih maju dan berkembang, from Zero to Hero. Karena interaksi tatap muka dibatasi, solusinya memaksimalkan aktivitas dalam rumah secara digital.
Lagi-lagi UMKM sebagai dewa penyelamat ekonomi nasional, setelah sebelumnya teruji saat krisis moneter 1998 lalu. Meski kali ini tak semudah bangkit dari krismon, lantaran pandemi menyergap secara global, bukan hanya nasional. Kementerian Koperasi dan UMKM mencatat adanya kenaikan transaksi digital sebesar 25% selama pandemi.
“Karena aktivitas hanya dari rumah atau Work From Home (WFH), maka kebanyakan orang menggunakan handphone dan PC untuk browsing lebih lama saat pandemi. Satu-satunya cara untuk meningkatkan imunitas dan mengusir kejenuhan,” ungkap Dr Ir Bonifasius Wahyu Pudjianto, MEng, Direktur Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Konektivitas digital yang semakin meningkat membuat masyarakat harus adaptif dan responsif, terutama dari sisi pemahaman tren dan penguasaan perangkat teknologi. Terlebih di masa pandemi, perlu upgrade penyesuaian keterampilan digital agar mampu bertahan dalam cepatnya penetrasi teknologi di kehidupan sehari-hari.
“Namun sayangnya, kompleksitas masyarakat Indonesia membuat proses pengembangan keterampilan (skill upgrading) menjadi tantangan pengembangan SDM Indonesia secara umum,” imbuh Boni Pudjianto, sapaan akrabnya.

Dalam survei IMD World Digital Competitiveness tahun 2019, daya saing Indonesia masih berada di peringkat 56 dari 63 negara. Angka ini termasuk rendah dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN. Memiliki digital skills merupakan salah satu kunci peningkatan daya saing, tidak hanya bagi angkatan kerja tetapi juga masyarakat umum.
Saat ini pemerintah tengah melakukan percepatan transformasi digital. Mulai dari perluasan akses, infrastruktur, percepatan integrasi Pusat Data Nasional, pembuatan roadmap di berbagai sektor dan lainnya. Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia juga harus disiapkan, agar proses transformasi tidak terhambat dan mendatangkan manfaat bagi kemajuan bangsa.
“Saat ini ada 170 juta pengguna aktif berbagai platform media sosial, dengan rata-rata penggunaan 8 jam 52 menit setiap harinya. Masyarakat Indonesia termasuk yang paling aktif bermedia sosial. Tinggal bagaimana mengarahkan menjadi lebih bermanfaat,” beber Boni.
Angka ini merupakan indikasi bahwa masyarakat Indonesia sudah familiar dengan perangkat digital. Tantangannya, lanjut Boni, bagaimana meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia sebagai basic skill yang diperlukan. Agar masyarakat semakin cerdas membuat dan mengolah informasi yang beredar di dunia maya.
Pemerintah telah mempersiapkan berbagai program pengembangan untuk masing-masing lapisan masyarakat. Mulai dari program basic peningkatan literasi digital dengan Siberkreasi, level intermediate dengan Digital Talent Scholarship (beasiswa untuk belajar kemampuan teknis), hingga level advanced berupa Digital Leadership Academy.
“Kita masih memiliki target memenuhi 9 juta kebutuhan talenta digital sampai 15 tahun mendatang. Program ini adalah upaya untuk melakukan scale-up bagi talenta digital di Indonesia.” tandas Boni.
Sementara itu, laporan Niagahoster Business Online Survey 2021 pada klien pemilik bisnis Niagahoster mengungkapkan, 26,09% pemilik bisnis kesulitan menjalankan bisnis online karena persaingan yang ketat. Dan 22,83% karena kurang pengetahuan tentang digital marketing.
“Pemilik bisnis yang belum menguasai digital skills akan mengalami kesulitan bersaing di era digital. Cukup banyak tantangan yang dihadapi pemilik bisnis dan UMKM,” ungkap Head of Brand & Market Development Niagahoster, Ayunda Zikrina.

Sebagai perusahaan IT dengan klien terbesar dari kalangan pemilik bisnis dan UMKM, Niagahoster secara khusus menginisiasi program program pengembangan (Niagahoster Development Programs) untuk pemilik bisnis, mahasiswa IT, dan masyarakat umum.
“Ada 3 program pengembangan yang kami siapkan: Etalase Digital, WP Pro Course, dan Digital Marketing Course. Ketiganya terbuka untuk umum dan memberikan digital skill sets yang berbeda,” beber Ayunda, sapaannya.
Saat ini, Niagahoster telah meluluskan 246 orang lulusan ketiga program ini. Ayunda berharap, adanya program pengembangan ini dapat membantu masyarakat mendapatkan manfaat positif dari internet. Kedepannya, Niagahoster ingin membuka lebih banyak kelas keterampilan digital yang dapat diakses secara gratis oleh seluruh masyarakat Indonesia. (rhd)
Baca juga:
- Diskopindag Kota Malang Tepis Isu 57 Koperasi Merah Putih Disusupi Pengurus Titipan
- Mencuat Isu Monopoli, DPRD Kota Malang Dalami Mekanisme Penyelenggaraan Koperasi Merah Putih
- PMI Kota Malang dan Indonesia Sehat Jiwa Resmikan Poli Psikologi, Tekan Angka Bunuh Diri
- Wali Kota Batu Kunjungi Kediaman Korban Bullying di Hari Anti Bullying
- Fatayat NU Kota Batu Siap Dukung Visi Misi Kepala Daerah