Hanya 15 Orang Jalani Ibadah Waisak di Vihara Vajra Dieng

Prosesi peribadatan sesuai protokol kesehatan. (ws1) - Hanya 15 Orang Jalani Ibadah Waisak di Vihara Vajra Dieng
Prosesi peribadatan sesuai protokol kesehatan. (ws1)

Malang, SERU.co.id – Hari Raya Waisak 2565 merupakan hari suci yang paling bersejarah bagi umat Buddha. Vihara Vajra Bumi Kertanegara di Dieng, Kecamatan Sukun, Kota Malang, membatasi peribadatan umat hanya belasan.

Wakil Sekretaris Vihara Vajra Bumi Kertanegara, Yohanes Ferciosa mengatakan, jumlah umat yang beribadah memang dibatasi untuk kloter pertama hanya dari internal. Sisa umat yang melakukan peribadatan bisa dilakukan keesokan harinya.

Bacaan Lainnya

“Seharusnya biasanya 50, berhubung pandemi ini kemungkinan sekitar 15 orang yang datang. Sisanya biasanya menyusul,” seru Yohanes Ferciosa, di Vihara Vajra Bumi Kertanegara.

Pihaknya menegaskan, berhubung masih pandemi, prosesi pemandian Rupang (patung Budha kecil, red) tidak hanya hari ini. Namun akan dilakukan besok dan keesokan harinya lagi, agar umat yang lain tidak bisa datang hari ini bisa ikut datang.

“Selama 2 jam durasi proses kebaktiannya dan tidak ada pengurangan durasi,” ungkapnya, kepada SERU.co.id.

Umat yang beribadah di Vihara yang terletak di Jalan Lembah Dieng Kavling 1, Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang ini tidak hanya berasal dari wilayah sekitar. Ada jemaah yang berasal dari Kabupaten Malang.

“Ada yang dari Dampit, bisa dikatakan Malang Raya,” tandasnya.

Wakil Sekretaris Vihara Vajra Bumi Kertanegara, Yohanes Franciosa. (ws1)

Sementara, Pendeta Vihara Vajra Bumi Kertanegara, Melvin Cavelino Fajry mengungkapkan, peribadatan dimulai mengelilingi rupang yang ditengah, sembari membawa bunga dan dupa.

Selanjutnya, menyanyi dan memuja nama Budha. Setelah selesai, barulah memandikan Rupang atau patung kecil Budha yang dibawa diisi air dan bunga.

“Simbolnya membersihkan yang jelek-jelek dan buruk-buruk dari kita dan larut,” ungkap Melvin Cavelino Fajry.

Pihaknya mengatakan, prosesi peribadatan yang memakan waktu lama pada pembacaan sutra yakni selama dua jam. Pembagian jamaah tidak bisa melakukan hari ini. Karena tidak bisa menampung banyak jamaah akan dibagi pagi dan sore hari.

“Masih pagi saja, biasanya kita berkoordinasi, ada yang mau sore. Kita bagi dua (sesi), kalau terlalu banyak tidak bisa,” pungkasnya. (ws/rhd)


Baca juga:

Pos terkait