Malang, SERU.co.id – Banyaknya santri yang sudah diharuskan kembali ke pondok pesantren masing-masing, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang tanggap siaga. Mengantisipasi penyebaran Covid-19, BPBD melakukan penyemprotan disinfektan kepada santri selama enam hari.
Penelaah Bahan Kajian Bencana Alam Seksi Logistik BPBD Kota Malang, Cornellia Selvyana Ayoe menuturkan, pihaknya mengawal pemberangkatan santri Pondok Pesantren Gontor dengan melakukan pemyemprotan. Dijadwalkan akan berlangsung bertahap hingga 27 Mei 2021 mendatang.
“Ini (pemberangkatan) mulai tanggal 21, dan yang off tanggal 24, berarti sudah empat hari. Sampai tanggal 27 Mei 2021 mendatang,” seru Cornellia Selvyana Ayoe, di Terminal Arjosari, Selasa (25/5/2021) malam.

Pihaknya mengungkapkan, jumlah personel yang diturunkan sebanyak lima orang dalam satu tim. Terpantau SERU.co.id, dua orang dari BPBD menyemprot santri maupun pengantar yang melewati bus pemberangkatan santri.
“Kita memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, serta penyemprotan memakai alkohol 70 persen,” beber Selvy, sapaan akrabnya
Diketahui jumlah rata-rata pemberangkatan di setiap harinya sekitar 140-an santri. Sementara untuk malam hari ada 141 santri dengan armada tiga bus besar.
Masih menurut Selvy, menghimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Kemudian evaluasi dari pemberangkatan, masih banyak anggota keluarga yang berkerumun. Sehingga sesekali pihak keamanan atau tim menertibkan dan menghimbau untuk tidak bergerombol di area bus keberangkatan.
“Masih ada kerumunan ya. Kita lihat seperti itu di lapangan, kalau tidak ada arahan dari pihak polisi seperti itu,” tandasnya.
Banyaknya wali santri dan keluarga pengantar santri merupakan apresiasi dan dukungan moril bagi santri yang akan berangkat belajar. Perasaan berbeda ketika diperlakukan sesuai prokes, tidak seperti biasanya.
“Sangat terkesan dan terharu sekali,” beber salah satu wali santri, Muhammad Subeki.
Menurutnya, ada intruksi dari Ponpes Gontor untuk mematuhi protokol kesehatan dapat dilakukan secara baik dan sempurna. Kemudian pemberangkayan disesuaikan dengan kelompok dan daerah. Ada Gontor 1, Gontor 2, Gontor 3.
“Pemberangkatanya tidak sama, antara putra dan putri,” ujar pria asal Kecamatan Kedungkandang tersebut.
Lebih lanjut, Subeki menambahkan, sebelum berangkat, harus menyertakan surat keterangan sehat, antigen dan bebas dari Covid-19. Kemudian izin dari orang tua selama liburan di rumah.
“Kegiatan selama liburan yang dilakukan, selalu dilaporkan ke Pesantren Gontor,” pungkasnya. (ws1/rhd)
Baca juga:
- Seorang Lansia di Tumpang Tewas Terbakar di Dalam Rumahnya
- Gaji ke-13 untuk ASN dan Pensiunan Cair Mulai 2 Juni 2025
- Harga BBM di Shell, BP, Vivo dan Pertamina Kompak Turun Mulai 1 Juni 2025
- Babinsa Kedungkandang Bersama Warga Kerja Bakti Bersihkan Saluran Air
- Kemenkes Imbau Masyarakat Waspadai Lonjakan Covid-19 di Asia