Malang, SERU.co.id – Pegiat seni rupa banyak tersebar diberbagai daerah, salah satunya di Malang. Antoe Budiono perupa asal kota bunga telah menekuni seni rupa sejak tahun 1990-an.
Tidak pernah mengenyam bangku kuliah tak membuat dirinya berkecil hati. Bukti karyanya telah mengantarkannya pameran di Eropa dengan bergabung salah satu galeri di Singapura, Art Xchange, bersama seniman asal Indonesia.
“Pameran terjauh saya di New York (Amerika) pernah mas, sama galeri (Art Xchange) itu, terus Serbia, Belgia, Eropa. Kalau Asia ini Malaysia, Singapura, Taiwan, Korea,” seru Antoe Budione, ditemui di rumahnya Jalan Tirtonadi No 30 Kota Malang, Minggu (2/5/2021).
Musim pandemi, menurutnya banyak yang menginisiasi pameran virtual untuk menghindari kerumunan. Namun tidak sesuai animo pameran virtual, lantaran kolektor lebih interaktif melihat secara langsung. Harapan tipis untuk terjual secara online menurun drastis dibanding via langsung.
“Kalau dulu katakan punya karya yang bagus-bagus, bisa kita rasakan karya itu apik menarik. Insyaallah harapan bisa laku itu 80 persen lah. Kalau di online, harapannya 20 persen itu sudah bagus mas,” ungkapnya.

Display via virtual tidak jauh beda dengan langsung, galeri atau perupa tetap dikenakan sewa boot pameran. Karya akan ditempelkan hingga terlihat tiga dimensi. Dirinya mengatakan, banyak teman-teman seniman mengikutkan sampai 10 karya, karena ikut beberapa galeri yang mewadahi.
“Yang saya pamerkan dua sampai empat karya saja. Karena saya ada kontrak tiga tahun sama galeri (Art Xchange) itu, jadi ketika ikut sama galeri yang lain, tidak berani,” beber pria berdarah Bojonegoro dan Malang ini.
Meskipun tak banyak terjual, respon positif berdatangan dari gambar yang dipamerkan. Tema yang diambil Antoe lebih ke aliran surealisme unik, mengambil sisi-sisi sosial, hingga isu terkini yang sedang berkembang.
“Lumayan kok tanggapan dari apresian itu, tapi daya belinya rendah mas. Karena kolektor sekarang ini kondisi (tiarap) seperti itu. Saya kira semua sektor merata mas kondisinya,” papar Antoe, sapaan akrabnya.
Salah satu karya tersohornya adalah lukisan pria setengah tua merokok, namun rokot tersebut
putus. Pesan yang ingin disampaikan ialah sulitnya lepas dari kebiasaan buruk, contohnya merokok. Harus susah payah dan beradaptasi, bagaimana kebiasaan itu tidak lagi dilakukan, dikit demi sedikit. Hasilnya akan berbuah sehat, hemat, tidak merugikan orang lain yang ditimbulkan asap.
“Artinya berkembang, bukan hanya merokok, sesuatu yang tidak baik kalau jadi kebiasaan kita, kita meninggalkan pun dengan sakit-sakit, perjuangan. Apresian kan pasti mengembang, larinya kemana terserah sudah,” ujar pria asli Mergosono Kota Malang ini.
Sementara gambar kecoa kecil diatas, melambangkan karena kebiasaan, kecoa sesuatu yang jorok dan menjijikkan. Ia mengaku, juga perokok awalnya, atas permintaan sang istri hingga akhirnya dikit demi sedikit bisa, tidak lebih sering sebelumnya.
Antoe menambahkan, sebenarnya hasil gambar tersebut dimulai tahun 2013 dan tidak selesai. Akhirnya dianjutkan tahun 2020 sembari mengisi waktu saat musim pandemi. Praktis dirumah ketika pameran sepi, dan dikirim ke galeri tempat kerjasama yang telah dikontraknya.
Saat ini, dirinya sedang sibuk mengerjakan karya yang akan ditampilkan di galeri Art Xchange, rencananya diselenggarakan di Bali. Selain itu, dapat pesanan gambar foto satu keluarga dari Makasar.
“Pengerjaan ini satu bulanan, setelah saya edit di photoshop, langsung saya sket,” pungkasnya kepada SERU.co.id. (ws1/rhd)
Baca juga:
- Target Empat Medali Emas, Wali Kota Malang Motivasi Atlet Basket Hadapi Porprov IX Jatim
- Lansia Dilaporkan Hilang Hanyut di Sungai Metro Ditemukan Selamat di Pakisaji
- Bupati Malang Sebut Munas VI APKASI 2025 Wadah Strategis Kuatkan Pembangunan Nasional
- Ratusan Travel Merugi Miliaran Usai Visa Haji Furoda Tak Kunjung Terbit
- Zia Ulhaq Nilai Putusan MK Soal Sekolah Swasta Gratis Dorong Pemerataan Pendidikan