Haru dan Ceria Warnai Santunan Anak Yatim PPYD Al Ikhlas

img 20210501 205205
PWI Malang Raya memberikan santunan secara simbolis. (ist)

• Lima Lembaga Bersama PWI Malang Raya

Bacaan Lainnya

Malang, SERU.co.id – Haru dan ceria mewarnai pemberian santunan pada anak yatim piatu di Pondok Pesantren Yatim Dhuafa (PPYD) Al Ikhlas, Singosari, Kabupaten Malang, Sabtu (1/5/2021). Sekitar 180 anak yatim dan dhuafa diberikan santunan berupa uang tunai, sembako dan goody bag berisi makanan ringan. 

Santunan tersebut diberikan oleh lima lembaga bersama PWI Malang Raya. Di antaranya Takmir Masjid Abdullah Permata Jingga, DBUSA, JNE, BNI Syariah dan Peleton Observasi Yonarmed 1 Roket Singosari Malang.

img 20210501 205228
Santriwan bersama donatur ikhwan. (ist)

“Kami senang bisa bertemu dengan santri PPYD Al Ikhlas. Semoga para santri rajin belajar dan bisa mewujudkan cita-citanya,” ungkap Hastutiningsih, Ketua Panitia Ramadan Masjid Abdullah Permata Jingga.

Sementara itu, Ketua PWI Malang Raya Cahyono mengaku bangga, sebab banyak lembaga peduli pada anak yatim. 

“Adik-adik santri PPYD Al Ikhlas kita harapkan bisa mendoakan. Semoga yang memberi bantuan ini diberi kelancaran dan kesehatan. Aamiin,” katanya. 

Pengasuh PPYD Al Ikhlas, Singosari Kabupaten Malang, Ustad Ali Zubair bersyukur atas kepedulian para pihak terhadap anak yatim.

img 20210501 205218
Santriwati bersama donatur akhwat. (ist)

“Alhamdulillah. Kita menjadi bagian dari orang-orang yang mencintai anak yatim,” jelas dia. 

Dia menceritakan, pada awalnya hanya empat  santri. Namun, kini menolak karena kapasitas pondok tak bisa menampung. 

“Mereka yang hafal Al Qur’an dan hadist ini, InsyaAllah akan dipertemukan besok. Sebab dari darah daging mereka tumbuh rezeki yang diberikan bapak ibu,” ungkapnya. 

Dia juga berharap, PWI Malang Raya bisa mensosialisasikan kondisi sebenarnya PPYD sebagai pondok anak yatim dan dhuafa.

“Mereka juga punya banyak keinginan dan cita-cita sebagaimana anak-anak yang punya orang tua,” kata dia. 

Diungkapkan dia, tiap malam hari raya lebaran mereka sering menangis. Alasannya, karena rindu orangtua. Syair-syair kerinduan dan kenangan serta doa untuk orang tua sangat akrab dengan mereka sebagai anak yatim ini. Mereka selalu melantunkan syair lagu tersebut untuk menghibur diri. 

Syair lagu itu pun sempat dilantunkan di awal-awal acara pemberian santunan kali ini. Ada lima anak secara bergantian melantunkan syair yang mengharukan itu.

Keharuan itu berlalu dan berganti keceriaan. Setelah Kak Hakim yang ahli dongeng ini mampu membuat anak yatim piatu ini menjadi riang gembira dan ceria. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti dan mendengarkan dongeng Kak Hakim. Ceritanya tentang sahabat Nabi Muhammad,  Usman bin Affan.  

Disela-sela dongeng, Kak Hakim memberi banyak kejutan. Termasuk hadiah berupa doorprize. Mereka menjawab kuis dengan cerdas dan menyenangkan. (*/rhd)

Baca Juga :

disclaimer

Pos terkait