Banyuwangi, SERU.co.id – Diduga stres karena sakit tidak kunjung sembuh, dan suami jarang pulang, Supartini (58) warga Dusun Maroon, RT 02 RW 01, Desa Genteng Kulon yang sehari-hari berdagang sayur keliling (Mlijo) nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Senin, (19/4/2021) dini hari.
Anak korban, Endro Wahyudi (34) yang pertama kali mengetahui terjadinya peristiwa tersebut. Menurutnya, biasanya orang tuanya selalu membangunkan anak-anaknya untuk sahur. Namun kebiasaan itu tidak dilakukan, hingga dirinya mendatangi rumah ibunya.
“Biasanya ibu selalu membangunkan saya untuk makan sahur. Tapi kali ini tidak, dan saya langsung kerumah ibu, barangkali ibu ketiduran,” ujar Endro dengan raut wajah sedih.
Tidak lama berselang, warga yang berdekatan dengan rumah korban langsung berdatangan, bersamaan dengan datangnya Kapolsek Genteng AKP Sudarmaji yang didampingi anggota Polsek Genteng dan Kepala Puskesmas Genteng, dr. Yos Hermawan.
Menurut AKP Sudarmaji, pihaknya mendapat laporan dari masyarakat telah terjadi orang bunuh diri. Atas laporan tersebut pihaknya langsung mendatangi rumah korban. Posisi korban menggantung di bawah kusen, dan menggantung diri dengan cara melilitkan tali kain warna putih dilehernya.
“Awal yang mengetahui kejadian ink anak korban sendiri,” terang Kapolsek Genteng.
Lanjut Kapolsek Genteng, awal diketahuinya korban bunuh diri, saat itu anak korban mendatangi rumah korban untuk membangunkan ibunnya untuk santap sahur.
“Biasanya yang membangunkan untuk sahur itu ibunya. Namun kali ini ibunya tidak membangun. Dikira ibunya ketiduran, anak korban mendatangi rumah korban untuk membangunkan ibunya. Tapi setelah masuk rumah, Endro anak korban kaget melihat ibunya dengan posisi tergantung dan sudah tidak bernyawa,” paparnya.
Masih kata Kapolsek Genteng, selanjutnya saksi Endro Wahyudi memanggil istrinya Lutfi Indah Sari (32) datang dan melihat, lalu memanggil saksi Mustaji, dan Slamet (adik korban) dan kemudian melepas tali ikatan di leher.
“Setelah melihat keadaan orang tuanya, saksi (Endro, red) memanggil saudara-saudaranya kemudian melepas tali yang menjerat dileher orangtuanya,” terangnya.
Dari hasil visum yang dilakukan oleh tim medis Puskesmas Genteng, dr. Yos Hermawan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan diseluruh tubuh korban.
“Keluarga korban menolak dilakukan autopsi. Kejadian ini murni meninggal dunia akibat gantung diri,” pungkasnya. (ant)
Baca juga:
- Seluruh Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, Siap Jalani Wakuf di Arafah
- Satu WNI Meninggal di Gurun Makkah, Dua Lainnya Diselamatkan Usai Coba Masuk Secara Ilegal
- 541 Atlet KONI Kota Batu Lolos Mengikuti Porprov IX Jatim 2025
- KONI Batu Bakar Semangat Tanding Atlet Lewat Character Building
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan