Disaksikan PGRI, Walikota Malang Komitmen Nasib GTT dan PTT

Audiensi PGRI dengan Walikota Malang. (ist) - Disaksikan PGRI, Walikota Malang Komitmen Nasib GTT dan PTT
Audiensi PGRI dengan Walikota Malang. (ist)

Malang, SERU.co.id – Walikota Malang Sutiaji, melakukan audiensi dinas dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Malang. Walikota menyampaikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berkomitmen memperhatikan nasib Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di lingkungan Kota Malang.

“Kami komitmen kesejahteraan guru termasuk  GTT dan PTT. Kami benar-benar komitmen untuk pendidikan,” ucap Walikota Sutiaji, dalam audiensi di Ruang Rapat Walikota, Balaikota Malang, didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwardjana.

Bacaan Lainnya

”Kita sudah usulkan, bahwa kita masih ada kuota 300-400an untuk guru-guru yang belum diangkat jadi PPPK. Kami utamakan untuk guru-guru yang belum diangkat ke PPPK dan masuk golongan K-2,” tutur orang nomor satu di Pemkot Malang tersebut.

Sebelumnya, pada Februari 2021 lalu, Walikota Sutiaji juga telah melantik 83 PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), dimana 72 di antaranya berprofesi sebagai guru.

“Jadi kami berpikir terus. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk yang terbaik bagi guru-guru,” seru Walikota Sutiaji.

Pengurus PGRI bersama Walikota Malang. (ist) - Disaksikan PGRI, Walikota Malang Komitmen Nasib GTT dan PTT
Pengurus PGRI bersama Walikota Malang. (ist)

Sementara itu, Ketua PGRI Kota Malang periode 2020-2025, Burhanudin, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Walikota Sutiaji atas kepedulian pemerintah kepada GTT dan PTT.

“Terima kasih banyak kami sampaikan kepada Bapak Walikota, bahwa atas perhatian dan kepedulian Bapak Walikota pada tahun 2019. Bapak melakukan permintaan kepada kepala dinas saat itu agar ada pengusulan, mengenai nasib GTT dan PTT,” ungkap Burhan, sapaan akrabnya.

Atas usulan tersebut, lanjut Kepala SMPN 5 Kota Malang ini, muncul Perwal No. 1 Tahun 2019.

“Terima kasih atas perhatiannya, GTT dan PTT yang semula menerima Rp600-700 ribu, langsung paling rendah menerima Rp1,7 juta. Kami sungguh terima kasih,” seru Burhan. (ws1/rhd)

disclaimer

Pos terkait