Gerakan Santri Bermasker, Role Model Prokes Masyarakat Sekitar Ponpes

Dandim 0833 menyematkan masker sebagai simbol Gerakan Santri Bermasker. (ws1) - Gerakan Santri Bermasker, Role Model Prokes Masyarakat Sekitar Ponpes
Dandim 0833 menyematkan masker sebagai simbol Gerakan Santri Bermasker. (ws1)
TNI-Polri sambang Ponpes Bahrul Maghfiroh

Malang, SERU.co.id – Gerakan Santri Bermasker yang digalakkan TNI-Polri Kota Malang, kali ini bertempat di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Senin (2/3/2021). Kapolresta Malang Kota dan Dandim 0833/Kota Malang menyerahkan masker dan bantuan sembako untuk pondok yang beralamatkan di Jalan Joyo Agung Tlogomas No. 02 Lowokwaru, Kota Malang.

Kapolresta Malang, Kombes Pol Leonardus Simarmata mengatakan, pencanangan Gerakan Santri Bermasker ini merupakan tindak lanjut dari Gubernur Jawa Timur, yang menilai santri dan pondok pesantren sebagai role model kedisiplinan memakai protokol kesehatan. Salah satunya bermasker.

Bacaan Lainnya

“Kenapa yang dipilih santri atau pondok pesantren? Yang bisa memberi contoh dan tauladan adalah para kiai, alim ulama dan santri. Memberikan contoh bermasker, dan bisa ditiru oleh masyarakat,” seru Kombes Pol Leonardus Simarmata, kepada SERU.co.id.

Penyerahan sembako kepada Ponpes Bahrul Maghfiroh. (ws1) - Gerakan Santri Bermasker, Role Model Prokes Masyarakat Sekitar Ponpes
Penyerahan sembako kepada Ponpes Bahrul Maghfiroh. (ws1)

Leo sapaan akrabnya menambahkan, hal tersebut penting karena kenyataan di lapangan masih banyak masyarakat yang mengabaikan prokes. Yang sudah memakai masker pun belum tentu menjadi jaminan untuk kebal terhadap Covid-19.

Pihaknya berharap terus menerapkan 5 M, dimana masyarakat belum banyak yang tahu. Sehingga harapannya pondok pesantren menjadi role model disiplin bermasker, seperti diyakini oleh Gubernur dan Forkopimda Jawa Timur.

Sementara Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Arm Ferdian Primadhona menuturkan, progam tersebut melanjutkan progam yang dicanangkan oleh Gubernur dan seluruh Forkopimda Jatim.

“Memberikan edukasi, bagaimana memakai masker. Ada yang memakai tapi tidak sempurna. Setelah makan, tidak dipakai lagi, dan seterusnya,” papar Ferdian sapaan akrabnya.

Ferdian menambahkan, diawali dari pondok pesantren lantaran memiliki basis massa yang banyak dan pengaruh positif kepatuhan masyarakat. Menurutnya, ada sebagian masyarakat yang lebih patuh terhadap ulama dibandingkan dengan pemerintah.

“Mungkin dengan attitude disiplin santri, sehingga masyarakat yang tadinya tidak patuh, menjadi disiplin. Ini penting memberikan pengaruh, khususnya di lingkungan ponpes dan umumnya sekitar pondok,” pungkasnya.

Senada hal tersebut, Pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh, Prof Dr Ir Mohammad Bisri MS mengucapkan terimakasih banyak atas kunjungan dan bantuan yang diberikan oleh Forkopimda.

“Terima kasih atas kepedulian dan kepercayaan Forkopimda. Selain itu, kami mohon juga bisa dipantau teman-teman polisi. Anak-anak ini tidak keluar, insyaallah anak bisa pakai masker,” terang Guru Besar di bidang perairan tersebut. (ws1/rhd)

disclaimer

Pos terkait