Kota Malang, SERU
Sekitar 1.400 mahasiswa baru (maba) Universitas Wisnuwardhana (Unidha) Malang mengikuti Program Pengenalan Lingkungan Kampus Bagi Mahasiswa Baru tahun akademik 2019/2020, selama sepekan, mulai Senin-Sabtu (9-14/9/3019).
“Sekitar 1.400 mahasiswa baru (maba) tersebut terbagi 900 maba reguler dan 500 maba ekstensi. Kelas ekstensi diperuntukkan bagi karyawan dengan jadwal kuliah sore pada hari Jumat hingga Minggu. Rerata mahasiswa Unidha berasal dari seluruh Nusantara, mulai wilayah Indonesia Timur hingga wilayah Barat,” seru Wakil Rektor I, Dr Suharto, MPd, MM, mendampingi Rektor Unidha Prof. Dr Suko Wiyono, SH, MH, usai menyematkan atribut kepada maba.
Terkait materi yang diberikan dalam pengenalan kampus bertemakan “Generasi Millenial yang Berkarakter di Era Revolusi Industri 4.0,” diantaranya etika perkuliahan, wawasan kebangsaan (wasbang), pendidikan karakter dan lainnya. “Kami juga menghimbau agar tidak ada perploncoan. Karena itu tidak sesuai dengan sistem perkuliahan saat ini, sebagaimana telah dihimbau oleh Kemenristekdikti,” tambah Suharto.
Disebutkan Suharto, fakultas favorit tahun ini dihuni oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE), disusul Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan Fakultas Hukum (FH), berdasarkan jumlah maba yang diterima dalam tahun akademik 2019/2020.
Sementara, Fakultas Pertanian perlu didongkrak. “Mungkin peminat Fakultas Pertanian ini sama dengan PTS lain. Generasi milenial kurang menyukai pertanian, karena dalam bayangannya setelah lulus akan terjun menjadi petani dan bekerja di sawah. Padahal, kenyataan nantinya bisa mengembangkan teknologi dan produk pertanian. Juga tak menutup kemungkinan di lembaga riset, perkantoran dan lainnya” beber Suharto.
Maraknya isu terkait mahasiswa Papua, Rektor Unidha Prof. Dr Suko Wiyono, SH, MH, mengatakan tidak ada diskriminasi di Unidha terhadap 39 mahasiswa asal Papua secara keseluruhan. “Kampus Unidha itu ber-Bhinneka Tunggal Ika, dimana pejabat, dosen dan mahasiswanya berasal dari beragam suku dan agama. Kita semua adalah satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa Indonesia,” seru Suko, sapaan akrabnya.
Disebutkan pria yang juga menjabat Ketua Senat Universitas Negeri Malang (UM) ini, sudah sepatutnya mahasiswa bisa menempatkan diri di Malang. Meski berasal dari daerah yang berbeda, dengan bisa menempatkan diri dengan berperilaku sesuai aturan dan adat istiadat, maka masyarakat akan bisa menerima.
“Bagaimana kita berperilaku agar diterima oleh lingkungan sekitar kita. Yaitu dengan menyatu dengan lingkungan dan masyarakat setempat, seperti ikut kegiatan kampung, kerja bakti, Agustusan dan lainnya. Jangan ekslusif menyendiri dengan kelompoknya sendiri. Tolong jaga baik Universitas Wisnuwardhana Malang,” pesen Suko, kepada para mahasiswa barunya. (rhd)