Waspadai Ancaman Baru Virus Nipah

Ilustrasi Virus Nipah. (ist) - Waspadai Ancaman Baru Virus Nipah
Ilustrasi Virus Nipah. (ist)

Jakarta, SERU.co.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau seluruh masyarakat untuk mewaspadai ancaman virus nipah yang tengah menjadi kekhawatiran para ahli. Virus asal Malaysia ini disebut memiliki kematian 75 persen. Buruknya, hingga kini belum ditemukan vaksin untuk virus ini.

“Indonesia harus selalu waspada terhadap potensi penularan virus nipah dari hewan ternak babi di Malaysia melalui kelelawar pemakan buah. Karena dari beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya kelelawar buah bergerak secara teratur dari Semenanjung Malaysia ke Pulau Sumatera khususnya Sumatera Utara yang dekat dengan Malaysia,” papar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto, dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (27/1/2021).

Bacaan Lainnya

Meski belum pernah dilaporkan ada indikasi virus nipah di Indonesia, Didik mengatakan potensi virus nipah masuk ke Indonesia cukup tinggi. Ia meminta agar lebih mawas terhadap penyebaran virus ini, terlebih melalui hewan ternak.

“Sehingga ada kemungkinan penyebaran virus Nipah melalui kelelawar atau melalui perdagangan babi yang ilegal dari Malaysia ke Indonesia,” ujar Didik.

Pemerintah mengambil sejumlah upaya guna mencegah penyebaran virus nipah. Pemerintah memperketat prosedur ekspor-impor komoditas babi dan produk antara Indonesia dan Malaysia. Serta, pemerintah berupaya mencegah perdagangan ternak babi ilegal dari daerah terinfeksi.

“Menurut Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia, pemerintah Indonesia hanya menerima kiriman yang disertai dengan sertifikat kesehatan dan dikeluarkan oleh Departemen Layanan Hewan Malaysia untuk menyatakan bahwa babi yang diekspor sehat,” jelas Didik.

Kemenkes juga melakukan pendekatan One Health, yaitu tidak hanya pihak Kemenkes yang berperan mencegah virus ini, tetapi pihak terkait juga melakukannya. Pihak-pihak tersebut adalah Kementerian Pertanian, dalam hal ini Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Kementerian Lingkungan Hidup.

Virus ini berpotensi menjadi pandemi baru sebab dapat menular. Orang yang terinfeksi virus ini juga menunjukkan gejala yang bervariasi seperti gangguan pernapasan hingga radang otak.

Pada 1999 silam, virus ini pertama kali menyebar di negeri jiran Malaysia. Nama Nipah diambil dari Sungai Nipah yang berada di negeri tersebut.

Sekitar 300 orang diduga terjangkit virus ini. Mereka diduga tertular dari kawanan babi yang memakan kelelawar dari famili Pteropodidae. (hma/rhd)

disclaimer

Pos terkait