Malang, SERU.co.id – Masa depan bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikan penduduknya. Maka mencerdaskan bangsa harus dilakukan secara berjenjang dan kontinu. Sebab hasilnya akan dilihat setelah 25 tahun mendatang.
Walikota Malang, Sutiaji menuturkan, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas sampai Perguruan Tinggi itu masih dalam tataran berproses. Tujuannya lebih luas.
“Goals atau output dari pendidikan itu mempunyai sikap mental kuat, tidak eskeptisme, mempunyai pendirian. Aku harus mampu menguatkan apa yang ada diberikan Allah pada kita,” motivasi Sutiaji.
Harapan Walikota Malang, sebagai kota pendidikan, pendidikan di Kota Malang harus punya arah. Tidak hanya berpangku pada tradisi-tradisi lama.
“Pendidikan nasional punya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, tapi bagaimana kita punya ciri khusus di Kota Malang,” ucap Sutiaji.
‘Malang Bermartabat’ dijadikan sebagai acuan untuk menentukan arah kebijakan pendidikan ke depan. Tidak bisa Kota Malang bisa mencapai ‘Malang Bermartabat’, kalau rakyatnya tidak memiliki instrumen variabel yang bermartabat.
“Apa yang menjadi idealis kita semakin bagus. Terutama Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kan pendidikan, dan variabelnya lama belajar,” terang orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang ini.
Pendidikan dari hari ke hari mengalami banyak perubahan yang cepat tanpa disadari. Butuh keputusan dan formula yang memberikan jalan atau solusi untuk memajukan pendidikan itu sendiri.
“Kita lihat, kita maksimalkan. Memang kebutuhan dan tuntutan masyarakat itu semakin tinggi,” jelas Walikota.
Disebutkannya, harus ada solusi untuk usia sekolah yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.
“Angka kita kan kurang dari 13. Kalau sudah 13 berarti masyarakat Kota Malang rata-rata usia sekolah sudah sampai ke SMA. Tentu menuju ke sana, harus ada paket-paket (kejar paket A, B, C, red) yang menyelaraskan akan masuk SMA,” papar politisi Partai Demokrat ini. (ws1/rhd)