Puing Pesawat Sriwijaya Air Hingga Potongan Tubuh Manusia Ditemukan

Serpihan Sriwijaya Air. (ist) - Puing Pesawat Sriwijaya Air Hingga Potongan Tubuh Manusia Ditemukan
Serpihan Sriwijaya Air. (ist)

Jakarta, SERU.co.id – Tim gabungan pencari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh, berhasil menemukan sejumlah serpihan di lokasi jatuhnya pesawat. Temuan tersebut berupa serpihan pesawat hingga potongan tubuh manusia.

“Dari kegiatan hari ini hingga pukul 19.20 WIB tadi, Kita sudah mendapatkan 10 kantong berisi serpihan atau potongan dari badan pesawat, 16 bagian atau potongan besar, 10 kantong jenazah yang berisi bagian dari korban dan 5 potong pakaian,” kata Kabasarnas, Marsdya Bagus Puruhito, Minggu (10/1/2021).

Bacaan Lainnya

Dikutip dari CNN Indonesia, tim penyelam SAR dari Batalyon Intai Amfibi Marinir TNI AL menemukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di antara puing yang ditemukan. KTP itu atas nama YZ, serta ditemukan juga sebuah tas kecil berwarna kuning.

Temuan serpihan pesawat Sriwijaya Air. (ist) - Puing Pesawat Sriwijaya Air Hingga Potongan Tubuh Manusia Ditemukan
Temuan serpihan pesawat Sriwijaya Air. (ist)

“Benar, personel kami temukan KTP itu,” kata Perwira Operasi Yontaifib I Korps Marinir, Kapten Marinir Heri Supriadi.

Selanjutnya, temuan potongan jenazah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan identifikasi oleh tim DVI. Total terdapat 7 kantong jenazah berisi potongan tubuh manusia.

Sementara itu, kotak hitam (black box) pesawat terdeteksi oleh ping locator milik Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Dantim Sar Taifib TNI AL, Lettu Marinir Sofi Rahmadani mengatakan, kotak hitam terdeteksi dengan alat yang membaca frekuensinya. Diperkirakan, blackbox berada di kedalaman 17-20 meter.

“Sekarang pencarian sudah dilakukan, difokuskan di sekitar KRI Rigel,” ujar Sofi.

Pencarian masih terus dilakukan hingga malam hari. Pada Senin (11/1/2021), area pencarian akan diperluas dan berfokus pada pengangkatan black box serta evakuasi korban.

“Rencana kita besok kita masih melaksanakan operasi di daerah yang sama dengan metode permukaan laut dan di bawah permukaan laut dengan sedikit melebarkan area pencarian dan menambahkan ke daerah pesisir karena arus dari laut menuju arah pesisir,” ujar Kepala Basarnas Bagus Puruhito. (hma/rhd)

disclaimer

Pos terkait