Gresik, SERU.co.id – Tugu Lontar yang dibangun dengan dana CSR sebuah perusahaan swasta dampak negatifnya mulai dikeluhkan warga. Selain tidak tepat letak pembangunannya, setelah pembangunan selesai, tugu yang menelan anggaran sekita Rp5 miliar ini tidak terawat dan air mancurnya bocor. Rembesan airnya membasahi sebagian ruas jalan raya.
Tugu Lontar diklaim sebagai karya seni kontemporer yang menggabungkan dua tema dari dua kebudayaan yang berbeda, yakni Indonesia dan Jepang kondisinya saat ini tidak terurus.
Di bagian bawah lontar, atau tepatnya di dinding lantai air mancur tampak berlumut. Warnanya kuning yang tidak terkena air dan hijau pada bagian yang terkena air. Kebocoran kolam dari air mancur itu menjadi pusat keluhan warga. Air kerap kali menggenang di jalan raya. Karena tak kunjung diperbaiki, jalan di sekitar pun akhirnya berlubang.
“Setiap melintas kecipratan air padahal ya tidak hujan. Setiap air mancurnya nyala selalu selalu bocor sampai jalan raya,” kata Afrizal, pengendara motor, Minggu (29/11).
Sementara itu, di samping Tugu Lontar juga terdapat bekas proyek ducting jaringan utilitas bawah tanah. Terdapat gundukan tepat di samping Tugu Lontar. Tidak kembali rata dengan jalan raya di Wahidin Sudirohusodo, Kebomas.
Kepala Dinas PUTR Gunawan Setiaji mengaku sampai saat ini belum menerima bangunan Tugu Lontar tersebut dari Dinas Lingkungan Hidup untuk pemeliharaan. Karena itu pihaknya tidak tahu menahu soal pemeliharaan Tugu Lontar.
Gunawan menambahkan untuk kondisi jalan berlubang hingga bekas proyek ducting itu langsung berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN).
“Itu kan jalan nasional, sudah kita koordinasikan sekarang kan lagi perbaikan di jalan Kartini kemungkinan sekalian dikerjakan yang di tugu lontar,” pungkasnya. (sgg/ono)