Banyuwangi, SERU.co.id – DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Banyuwangi secara kelembagaan tidak mendukung salah satu Pasangan Calon (Paslon) Bupatinya dan Wakil Bupati pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan diselenggarakan pada 9 Desember 2020 mendatang.
Biro Agitasi dan Propaganda DPC GMNI Banyuwangi, Indra Kurniawan menegaskan pernyataan GMNI Banyuwangi netral dalam bursa Cabup dan Cawabup Kabupaten Banyuwangi pernah diungkapkan oleh ketua DPC GMNI Banyuwangi, Dana Wijaya.
“Sesuai kesepakatan pengurus Cabang, kami netral tidak berpihak kepada salah satu Paslon pada Pilbup Banyuwangi mendatang. Dan hal ini pernah ditegaskan oleh ketua DPC Banyuwangi dua bulan lalu,” kata Indra Kurniawan, Jum’at (20/11/2020) siang
Netralitas DPC GMNI Banyuwangi secara kelembagaan tidak akan medukung salah satu calon bupati dan wakil bupati banyuwangi Periode 2021-2026. GMNI adalah salah satu wadah tempat belajar Para aktivis mahasiswa, yang tidak akan terlibat dalam Politik praktis Para calon.
“Secara kelembagaan GMNI Banyuwangi tidak akan dukung-mendukung dan tidak bersinggungan dengan pantai Politik manapun sesuai dengan wadah pembelajaran para aktivis mahasiswa Yang selalu berpikiran kritis terhadap suatu kebijakan maupun peraturan yang dianggap tidak memihak terhadap masyarakat miskin pada umumnya,” ujarnya.
Lanjut Indra, sebagai aktivis mahasiswa harus bertindak secara objektif, terarah dan terukur mampu melihat secara universal, baik secara vertikal maupun horizontal demi masyarakat luas, dengan menilai dan tidak membeda-bedakan Garis keturunan, Gender, partai politik pendukung, namun mengkaji terlebih dahulu dari berbagai aspek baik itu kualitas, integritas kemampuan leadership dari para calon pemimpin. sebab Satu suara akan menentukan masa depan banyuwangi mendatang.
“Sebagai mahasiswa sudah selayaknya hadir ditengah-tengah masyarakat saat pilkada saat ini, sebagai proses pembelajaran Politik. Dimana kehadiran mahasiswa dapat memberikan pembelajaran kepada masyarakat luas tentang apa yang terjadi saat ini. Baik itu konflik antar pendukung paslon yang menyebabkan perpecahan dimasyarakat. Sungguh sangat disayangkan apabila itu terjadi. Sebagai agen of sosial control mahasiswa memiliki tanggung jawab Moral untuk mendamaikan konflik Yang terjadi sebagai wujud dari pembelajaran,” pungkasnya. (ras)