Libatkan Pentahelix, BPBD Bentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana

BPBD Kota Malang bentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana - Libatkan Pentahelix, BPBD Bentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana
BPBD Kota Malang bentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Menghadapi kemungkinan munculnya bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca, seperti banjir, longsor dan puting beliung, yang diprediksi mulai September 2020 hingga awal Januari 2021. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang membentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kota Malang, di The Grand Palace Hotel, Kota Malang, Rabu (11/11/2020).

Pembentukan FPRB merupakan upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam kesiapsiagaan, dengan melibatkan unsur Pentahelix. Yakni pemerintah, masyarakat, pengusaha, akademisi dan media.

Bacaan Lainnya
FPRB merupakan gabungan unsur pentahelix. (rhd)

“Dengan keterlibatan Pentahelix, maka akan meminimalisir resiko kebencanaan, resiko kemanusiaan dan resiko lainnya. Mensinergikan siapa mengerjakan apa pada saat bagaimana. Baik pada bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial,” ungkap Kepala BPBD Kota Malang, Ali Mulyanto, kepada SERU.co.id.

Disebutkannya, saat ini pihaknya bersiap siaga dalam menghadapi Bencana Hidrometeorologi, dimana peningkatan curah hujan cukup tinggi sekitar 20-40 persen. Salah satunya La Nina.

“Alhamdulillah, di Kota Malang dan Malang Raya masih belum terjadi itu. Sehingga penanganannya masih relatif aman. Tapi antisipasi atau kesiapsiagaan jika sewaktu-waktu bencana datang, kami siap,” seru Ali.

Kepala BPBD Kota Malang, Ali Mulyanto. (rhd)

Dalam penanganan bencana, BPBD telah berkomitmen bersinergi antar BPBD di Malang Raya. Masing-masing BPDB telah mempersiapkan sarana prasarana yang dimiliki, SDM yang kompeten, dan pembagian tugas. Mulai mitigasi sebelum bencana, saat bencana hingga pasca bencana.

“Dengan mengetahui potensi bencana, harapannya kita bisa meminimalisir resiko dan dampak bencana. Sehingga kita tahu apa yang harus dilakukan. Salah satunya dengan Early Warning System (EWS),” imbuh mantan Kabag Kesra Kota Malang ini.

Sekitar 6 titik lokasi rawan banjir telah terpasang EWS, sebagai sistem peringatan dini atau deteksi dini akan potensi banjir yang mengancam. Tersebar di wilayah jalan Galunggung, Bukit Barisan, Bareng, Sudimoro, S. Parman, dan Sawojajar.

“Dalam situasi apapun, kita harus siap menghadapi bencana. Karena bencana tidak bisa diprediksi dan dipastikan kapan datangnya. Tentunya keterlibatan semua pihak dibutuhkan. Termasuk keterlibatan TNI-POLRI, khususnya dalam pengamanan dengan konsep melayani masyarakat,” ucap Kabag Ops Polresta Malang Kota, Kompol Sutantyo.

Ada tiga langkah yang akan dilakukan Pemkot Malang untuk mempersiapkan penananganan bencana Hidrometeorologi. Pertama, meliterasikan masyarakat tentang apa bencana Hidrometeorologi. Kedua, tangkal dini bencana, salah satunya EWS. Ketiga, mempersiapkan bagaimana seharunya sikap kita ketika akan menghadapi bencana Hidrometrologi. (rhd)

Pos terkait