Menaker Ida Fauziyah Tulis Surat Terbuka Untuk Buruh

Menaker Ida Fauziyah
Menaker Ida Fauziyah. (ist)

Jakarta, SERU.co.id – Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja (Ciptaker) sedang menjadi topik panas beberapa hari ini. Pasalnya, serikat pekerja secara tegas menolak RUU yang sudah disetujui oleh DPR RI ini. Dan bersepakat melakukan demo serentak.

Menanggapi hal ini, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, menuliskan surat terbuka yang ditujukan bagi serikat buruh dan pekerja yang menolak RUU Ciptaker. Ida menyatakan, pemerintah berusaha mencari titik keseimbangan, antara melindungi yang telah bekerja dan memberi kesempatan kerja pada orang yang masih menganggur.

Ida menuliskan, kepada para buruh untuk membaca kembali RUU Ciptaker yang telah disahkan pemerintah secara utuh. Menurutnya, dalam RUU tersebut terdapat aspirasi dari kalangan buruh yang telah diakomodir dalam beleid itu.

“Soal PKWT, outsourcing, syarat PHK, itu semua masih mengacu pada UU lama. Soal upah juga masih mengakomodir adanya UMK. Jika teman-teman ingin 100 persen diakomodir, itu tidak mungkin. Namun bacalah hasilnya. Akan terlihat bahwa keberpihakan kami terang benderang,” seru Ida.

Tak hanya itu, Ida juga mengajak buruh untuk duduk bersama dengan pemerintah dan mendiskusikan situasi ketenagakerjaan nasional. Ia mengatakan, masih terdapat jalan tengah yang bisa menenangkan pihak-pihak yang terlibat.

“Saya dengan antusias menunggu kehadiran teman-teman di meja dialog, bukan di jalanan. Saya percaya kita selalu bisa menemukan jalan tengah yang saling menenangkan. Kami sedang berupaya menyalakan lilin dan bukan menyalahkan kegelapan. Salam sayang saya kepada keluarga di rumah. Tetaplah sehat,” sambungnya.

Berikut isi surat terbuka Menaker Ida Fauziyah secara lengkap:

“Hati Saya Bersama Mereka yang Bekerja dan yang Masih Menganggur”

Kepada teman-teman serikat pekerja/serikat buruh,

Sejak awal 2020 kita telah mulai berdialog tentang RUU Cipta Kerja, baik secara formal melalui lembaga Tripartit, maupun secara informal. Aspirasi kalian sudah Kami dengar, sudah Kami pahami.

Sedapat mungkin aspirasi ini kami sertakan menjadi bagian dari RUU ini. Pada saat yang sama kami juga menerima aspirasi dari berbagai kalangan.

Saya berupaya mencari titik keseimbangan. Antara melindungi yang telah bekerja dan memberi kesempatan kerja pada jutaan orang yang masih menganggur, yang tak punya penghasilan dan kebanggaan. Tidak mudah memang, tapi kami perjuangkan dengan sebaik-baiknya.

Saya paham ada di antara teman-teman yang kecewa atau belum puas. Saya menerima dan mengerti. Ingatlah, hati saya bersama kalian dan bersama mereka yang masih menganggur.

Bacaan Lainnya

Terkait rencana mogok nasional, saya meminta agar dipikirkan lagi dengan tenang karena situasi jelas tidak memungkinkan untuk turun ke jalan, untuk berkumpul. Pandemi Covid masih tinggi, masih belum ada vaksinnya.

Pertimbangkan ulang rencana mogok itu. Bacalah secara utuh RUU Cipta Kerja ini. Banyak sekali aspirasi teman-teman yang kami akomodir. Soal PKWT, outsourcing, syarat PHK, itu semua masih mengacu pada UU lama. Soal upah juga masih mengakomodir adanya UMK.

Jika teman-teman ingin 100% diakomodir, itu tidak mungkin. Namun bacalah hasilnya. Akan terlihat bahwa keberpihakan kami terang benderang.

Karena sudah banyak yang diakomodir, maka mogok menjadi tidak relevan. Lupakanlah rencana itu. Jangan ambil resiko membahayakan nyawa kalian, istri, suami dan anak-anak di rumah. Mereka wajib kita jaga agar tetap sehat.

Saya mengajak kita kembali duduk bareng. Dengan semangat untuk melindungi yang sedang bekerja dan memberi pekerjaan bagi yang masih nganggur. Saya dengan antusias menunggu kehadiran teman-teman di meja dialog, bukan di jalanan.

Saya percaya kita selalu bisa menemukan jalan tengah yang saling menenangkan. Kita sedang berupaya menyalakan lilin dan bukan menyalahkan kegelapan.

Salam sayang saya kepada keluarga di rumah. Tetaplah sehat. kitarawatkita

Saya Ida Fauziyah
Dan saya peduli

Ida Fauziyah
Menteri Ketenagakerjaan

(hma/rhd)

disclaimer

Pos terkait