Temuan Pelajar Terindikasi Narkoba, DPRD Surabaya Dorong Screening Berkala di Sekolah

Temuan Pelajar Terindikasi Narkoba, DPRD Surabaya Dorong Screening Berkala di Sekolah
Temuan Pelajar Terindikasi Narkoba, DPRD Surabaya Dorong Screening Berkala di Sekolah. (ist)

Surabaya, SERU.co.id –  Jajaran Komisi D DPRD Surabaya mendukung langkah screening berkala untuk mengantipasi bertambahnya pelajar yang terpapar narkoba. Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi yang dipimpin Ketua Komisi D, dr. Akmarawita Kadir, pada Selasa (25/11/2025).

Anggota Komisi D, Abdul Ghoni, mengungkapkan kondisi lapangan sudah mengkhawatirkan dan langkah sreening sebagai upaya antisipasi yang perlu terus dilakukan.

Bacaan Lainnya

“Beberapa kelurahan itu sudah zona merah dan faktanya narkoba dijual bukan hanya pakai uang, tapi hutang. Anak-anak awalnya gratis, lalu hutang, dan akhirnya mencuri karena ketagihan,” serunya seraya menambahkan perlunya pengawasan ketat dan sinergi lintas instansi.

Rapat koordinasi dihadiri sejumlah instansi terkait mulai dari BNN Kota Surabaya, Bakesbangpol, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinsos, Satpol PP hingga camat se-Surabaya. Agenda ini digelar sebagai respons atas kasus 15 siswa yang diduga terpapar narkoba.

Anggota Komisi D lainnya, dr. Zuhrotul Mar’ah, menekankan pentingnya peran keluarga dan lingkungan. Ia juga menyoroti warung kopi sebagai titik rawan transaksi dan mendorong karang taruna lebih aktif dalam membina remaja.

“Ketahanan keluarga harus diperkuat, bukan hanya seminar, tetapi juga penguatan ekonomi agar anak tidak mudah terjerumus,” jelasnya.

Dari sisi kesehatan, Kadinkes dr. Nanik Sukristina, menjelaskan langkah screening dan pendampingan terus dilakukan. Selain itu, mekanisme rujukan medis maupun psikososial telah disiapkan bekerja sama dengan BNN dan rumah sakit.

“Kami sudah melakukan screening kepada 30.132 siswa dan tes urine 368 siswa, lima di antaranya terindikasi positif,” jelasnya.

Perwakilan Dinas Sosial, Arif Sugiharto, menuturkan pihaknya mengakui  tidak punya program khusus pencegahan narkoba, namun ada lembaga rehabilitasi sosial mitra seperti Orbit dan LATU yang bisa membantu jika ada siswa butuh rehabilitasi.

Ketua Pelaksana Harian Bakesbangpol, Tunjung Iswandaru, menyampaikan keterbatasan anggaran namun menegaskan komitmen keberlanjutan program. Ia menilai penanganan harus berkelanjutan agar tidak muncul kasus berulang.

“Sosialisasi saja tidak cukup. Harus ada langkah tepat, termasuk pendekatan kearifan lokal, melibatkan tokoh agama dan komunitas agar pesan pencegahan lebih didengar,”  jelasnya

Kepala BNN Kota Surabaya, Kombes Heru Prasetyo, meluruskan informasi publik soal kasus 15 siswa.

“Kegiatan kemarin bukan tes urin, tetapi screening perilaku zat adiktif, termasuk rokok, alkohol, dan lem,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa rehabilitasi bisa dilakukan melalui IPWL, puskesmas, maupun lembaga resmi lain. Heru menambahkan, BNN siap bekerja sama untuk program ketahanan keluarga antinarkoba, bukan hanya seremoni tetapi kegiatan nyata berbasis komunitas remaja.

Menutup rapat, dr. Akmarawita Kadir, menegaskan pentingnya SOP terpadu penanganan narkoba pada pelajar. Ia mengatakan, anggaran cukup, tetapi belum terintegrasi. Maka perlu koordinasi kuat dan langkah konkret seperti screening rutin dan program pencegahan berbasis komunitas. (fai/ono)

 

disclaimer

Pos terkait

iklan KKB Bank jatim