• Wajibkan RS rujukan penerima siap SDM operator ventilator
Malang, SERU.co.id – Akhirnya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyerahkan langsung secara simbolis bantuan ventilator kepada sebelas RS rujukan di Malang Raya dan Blitar. Serta menyerahkan bantuan masker, bansos tunai dan bantuan subsidi upah.
Terbagi sembilan RS rujukan di Malang Raya, di antaranya RST Soeparaoen Kota Malang, RSSA Malang, RS Lavalette Kota Malang, RS UMM, RSI Aisyah Kota Malang, RSI Unisma Kota Malang, RS Wava Husada Kabupaten Malang, RS Prima Husada Kabupaten Malang dan RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.
Sementara dua ventilator untuk Blitar, dibagikan kepada RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar dan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar.
“Total ada 11 ventilator yang kami serahkan untuk RS rujukan di Malang Raya dan Blitar. Insyallah nanti akan kami distribusikan lagi ke Bojonegoro, Probolinggo dan Banyuwangi,” ujar Khofifah.
Khofifah menyampaikan, bantuan ventilator tersebut merupakan bantuan dari Lembaga Pembangunan International Amerika Serikat (USAID).
Ventilator tersebut diperlukan untuk membantu RS rujukan dalam menangani pasien Covid-19. Sebelumnya, beberapa RS rujukan tersebut sudah mengirimkan surat terlebih dahulu untuk menerima bantuan Ventilator.
“Nanti sejumlah RS rujukan itu akan dilakukan pelatihan langsung dari pihak USAID. Itu untuk memastikan proses penggunaan dan keselamatannya. Training ini akan dilakukan secara virtual untuk seluruh penerima bantuan ventilator,” terangnya.
Sementara itu, Juru Bicara tim satgas Covid-19 Kota Malang, dr Husnul mengatakan, ada sejumlah pertimbangan untuk RS rujukan yang akan diberikan bantuan ventilator. Salah satunya, yakni berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai dan dapat mengoperasikan ventilator tersebut.
“RS rujukan harus sudah siap dengan SDM-nya. Terutama harus sudah terverifikasi untuk mengoperasikan alat,” tambahnya.
Secara teknis, dr Husnul menyampaikan, alat ventilator tersebut nantinya akan dioperasikan secara khusus. Artinya, satu ventilator biasanya dioperasikan oleh empat hingga enam orang yang sistemnya akan dilakukan secara terjadwal.
“Nanti tergantung dari RS nya, semisal mengajukan dua dan menerima dua ventilator. RS tersebut setidaknya sudah harus siap dengan SDM-nya. Minimal delapan, karena biasanya satu shift ada empat orang,” tutupnya. (riz/rhd)