Pemprov Jatim Gencarkan Pasar Murah, Distribusi Beras SPHP Masih 6,17 Persen

Pemprov Jatim Gencarkan Pasar Murah, Distribusi Beras SPHP Masih 6,17 Persen
Gubernur Khofifah turut menyalurkan beras SPHP yang sangat terjangkau bagi warga. (bas)

Malang, SERU.co.id – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) terus menggencarkan pelaksanaan pasar murah guna menjaga stabilitas harga bahan pokok, khususnya beras. Hal ini menyusul pendistribusian beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang masih mencapai angka 6,17 persen.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, pasar murah menjadi strategi utama untuk mempercepat distribusi beras SPHP. Beras ini kategori beras medium dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp12.500.

Bacaan Lainnya

“Hari ini kami menyelenggarakan pasar murah. Intinya bagaimana kita bisa menyiapkan logistik dengan harga terjangkau. Terutama beras SPHP, sebenarnya murah dan kualitasnya bagus, tapi masih sulit dijangkau masyarakat,” seru Khofifah, saat menghadiri pasar murah di Samsat Kota Malang, Rabu (27/8/2025).

Penyelenggaraan pasar murah menarik perhatian warga sekitar. (bas)

Pasar murah sebelumnya digelar di Blitar, Tulungagung dan Kediri. Menurut Khofifah, kegiatan ini merupakan upaya konkret untuk memperluas distribusi beras SPHP yang selama ini masih terkendala.

“Dari 173 ribu ton beras SPHP yang disiapkan untuk masyarakat, hingga kemarin baru terealisasi sekitar 6,17 persen. Maka kami berharap, distribusi beras SPHP dari Bulog itu lebih digencarkan,” ungkapnya.

Khofifah menjelaskan, tingginya konsumsi beras rumah tangga membuat harga beras sangat sensitif terhadap daya beli masyarakat. Karena itu, upaya menggencarkan distribusi beras SPHP perlu melibatkan berbagai pihak.

“Pihak Kodim dan Polres sampai tingkat bawah ikut membantu distribusi SPHP ini. Masyarakat banyak yang sudah mengakses aplikasi KlikSPHP, tapi tidak semua bisa mencairkan. Dikarenakan prosesnya harus terverifikasi oleh Bapanas,” terangnya.

Selain itu, stok beras Bulog di Jawa Timur sebenarnya masih melimpah. Bahkan, sejumlah gudang tambahan disewa untuk menampung stok. Namun, kehati-hatian terkait isu pengoplosan beras SPHP menyebabkan pencairan menjadi tersendat.

“Kita ada stok, tapi distribusinya terganjal regulasi. Kota Malang termasuk yang distribusinya sudah relatif lancar,” kata Khofifah.

Pasar murah yang digelar Pemprov Jatim tidak hanya menyediakan beras, tetapi juga bahan pokok lain seperti telur, gula dan minyak goreng. Sejumlah pelaku UMKM turut dilibatkan dalam kegiatan ini sebagai upaya untuk menggeliatkan ekonomi masyarakat.

Diketahui, dua hari lalu Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium dari Rp12.500 menjadi Rp13.500. Lonjakan ini dinilai dapat memicu kenaikan harga di pasaran.

“Bisa dibayangkan bagaimana kalau kemudian terjadi lonjakan di pasar. Maka cara seperti ini kami maksimalkan, supaya bisa menjangkau kebutuhan masyarakat,” pungkasnya.

Penyelenggaraan pasar murah kali ini mendapat respon positif dari warga sekitar. Salah satu warga Kelurahan Kebonsari, Masnunah mengatakan, ini merupakan kali pertama ia mengincar beras SPHP.

“Biasanya tidak pernah beli SPHP. Sekarang mau mencoba, karena kenaikan harga beras cukup banyak. Biasanya satu kantong lima kilogram Rp69.000-Rp70.000, sekarang bisa sampai 78.000,” bebernya.

Selain membeli beras, Masnunah membeli telur, gula dan minyak goreng. Ia mengakui, gula termasuk yang paling dicari, karena harganya hanya Rp14.000 per kilogram.

“Sudah sejak lama kenaikan harga kebutuhan pokok mulai terasa. Sejak muncul kabar beras oplosan, banyak ketersediaan beras murah menghilang dan berganti dengan beras mahal. Adanya SPHP ini sangat membantu, karena terjangkau sekali bagi ibu rumah tangga,” tandasnya. (bas/rhd)

Pos terkait