Karsa Budaya Nuswantara Asal Kota Batu Tampil di World Expo Osaka Jepang, Tembus 2 Juta Penonton

Karsa Budaya Nuswantara Asal Kota Batu Tampil di World Expo Osaka Jepang, Tembus 2 Juta Penonton
Jumlah penonton yang meluber hingga tembus 2 juta pengunjung di Paviliun Indonesia selama penampilan Karsa Budaya Nuswantara asal Kota Batu. (ist)

Jepang, SERU.co.id – Grup Kesenian Karsa Budaya Nuswantara Padepokan Gunung Ukir asal Kota Batu tampil dalam event berkelas dunia bertajuk Osaka World Expo 2025. Kehadirannya mewakiki Indonesia di negeri Matahari Terbit itu memukau sekitar 2 juta penonton di Pavilion Indonesia.

Pimpinan Karsa Budaya Nuswantara sekaligus sebagai penata tari dan music, Agus Mardianto kepada SERU.co.id mengatakan, dirinya mengusung seni Jaran Kepang, Seni Bantengan, Seni Sanduk, dalam kemasan seni pertunjukan tari. Pasalnya, kesenian – kesenian tersebut sudah mengakar rumput dan tumbuh berkembang di kota Batu. Namun, masih jarang seniman yang berani untuk mengangkatnya ke tingkat international.

Bacaan Lainnya

“Kami ingin mempromosikan atau lebih mengenalkan kesenian yang sudah masuk warisan budaya tak benda Indonesia dari Kota Batu,” cetusnya.

Penampilan Karsa Budaya Nuswantara di Osaka Jepang. (ist)

Penampilan grup seni asal Kota Batu yang membawa harum nama bangsa ini ternyata mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari penonton. Hal ini terbukti, selama Karsa Budaya Nuswantara tampil dari tgl 19 – 22 Agustus 2025, jumlah pengunjung pavilion Indonesia tembus 2 juta pengunjung.

“Ini bukti bahwa Karsa Budaya Nuswantara dapat menyajikan seni budaya Indonesia yang memiliki daya Tarik luar biasa karena penampilan dan keunikannya,” ungkap putra dari Maestro seni Alm Ki Iswandi itu.

Lebih lanjut Agus menuturkan, alasan membludaknya penonton atau pengunjung dikarenakan penasaran dengan tampilan kesenian khas dari Karsa Budaya Nuswantara. Testimoni dari beberapa penonton menyebutkan, kebanyakan warga negara asing lebih paham seni dan budaya Indonesia hanya sebatas Bali, Sunda, Jogja, Kalimantan, Sumatra.

Namun begitu mendengar lantunan musik kesenian khas Karsa Budaya Nuswantara, membuat pengunjung Osaka Wolrd Expo dari berbagai negara berbondong-bondong datang untuk menyaksikan.

“Pastinya karena ditambah dengan tampilan gerakan – gerakan tari, yang dipadukan dengan property yang digunakan, penonton yang terlihat semakin padat. Sehingga menambah semangat kami yang tampil di event bergengsi itu,” sebutnya.

Untuk dapat tampil di Osaka Jepang, Agus mengaku bukan hal yang mudah. Kegigihan Kelompok Seni Karsa Budaya Nuswantara Padepokan Gunung Ukir kota Batu untuk terpilih menjadi duta seni Indonesia harus melalui sejumlah seleksi. Dirinya harus mengikuti kurasi ketat untuk menjadi delegasi United Tractors member of Astra untuk tampil di Osaka World Expo 2025 Pavilion Indonesia.

“Setelah proses kurasi atau seleksi dari team Astra, kemudian dikurasi kembali oleh Bapenas selaku penanggung jawab acara Pavilion Indonesia di acara tersebut. Prosesnya dilaksanakan bulan Februari lalu. Alhasil Karsa pun lolos seleksi,” imbuhnya.

Agus juga menambahkan, di event Osaka World Axpo 2025 ini ditampilkan berbagai inovasi teknologi, keberlajutan, dan kolaborasi global. Acara ini diikuti oleh 160 negara dan organisasi international, termasuk diantaranya Indonesia yang memamerkan budaya, alam, dan inovasi berkelanjutan. World Expo sendiri adalah salah satu pameran dunia lima tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 1851.

“Untuk periode World Expo 2025 ini diselenggarakan di Osaka Jepang mulai 13 April – 13 Oktober 2025, mengusung tema : “ Designing Future Society For Our Lives “ pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, World Expo  adalah pameran internasional berskala besar yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali di bawah naungan Bureau International des Expositions (BIE). Untuk menampilkan inovasi, budaya, dan pencapaian negara-negara di seluruh dunia serta membahas tema-tema universal yang relevan bagi kemanusiaan.

Acara ini menjadi ajang kolaborasi global untuk mencari solusi atas tantangan mendesak yang dihadapi dunia, serta menjadi platform bagi berbagai negara untuk mempromosikan budaya dan potensinya. (dik/ono)

 

Pos terkait