UB Kukuhkan Empat Profesor Baru, Angkat Isu Global hingga Inovasi Teh Daun Kopi

UB Kukuhkan Empat Profesor Baru, Angkat Isu Global hingga Inovasi Teh Daun Kopi
Empat profesor UB bersama keluarga. (ist)

Malang, SERU.co.id – Universitas Brawijaya (UB) resmi mengukuhkan empat guru besar baru dari berbagai bidang keilmuan dalam upacara pengukuhan yang digelar, Kamis (21/8/2025). Keempat profesor ini mengangkat beragam penelitian, mulai perdagangan internasional dan transformasi ketenagakerjaan, hingga inovasi produk teh relaksan dari daun kopi.

Prof Putu Mahardika Adi Saputra SE MSi MA PhD

Prof Putu Mahardika Adi Saputra SE MSi MA PhD merupakan profesor dalam bidang Ekonomi Internasional dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Ia menjadi profesor ke-34 FEB dan ke-434 di UB. Dalam penelitiannya, ia memperkenalkan model SPATRA DUAL, sebuah pendekatan baru dalam analisis konektivitas perdagangan internasional.

Bacaan Lainnya
Sejumlah profesor baru di UB memaparkan kajian penelitiannya dalam konferensi pers. (bas)

“Model ini dirancang untuk menjawab tantangan analitis dalam era fragmentasi rantai pasok global yang semakin kompleks. Hal ini tidak lepas dari kondisi perdagangan internasional saat ini yang tidak lagi berjalan dalam sistem stabil dan terintegrasi,” seru Prof Putu, Kamis (21/8/2025).

Prof Putu menjelaskan, perang dagang, sanksi ekonomi, serta konflik geopolitik telah memicu pola konektivitas baru yang lebih rumit. Untuk mengkaji konektivitas perdagangan internasional akibat kompleksitas hubungan antarnegara dan disrupsi perang dagang, maka digagas model SPATRA DUAL.

“Model ini menggabungkan dua lapisan analisis spasial: intensitas keterkaitan dalam Global Value Chain (GVC) dan bobot tekanan tarif bilateral antarnegara. Pendekatan ini dinilai lebih akurat dalam merepresentasikan struktur interdependensi perdagangan dunia yang dinamis dan peka terhadap gejolak geopolitik,” jelasnya.

Prof Dr Budi Santoso SH LLM

Prof Dr Budi Santoso SH LLM merupakan guru besar yang dikukuhkan dari Fakultas Hukum. Ia menyoroti, pentingnya pembaruan regulasi hubungan kerja dalam menghadapi transformasi digital. Dalam penelitiannya, ia mengusulkan model Flexicurity, konsep yang memadukan fleksibilitas pasar tenaga kerja dengan perlindungan sosial yang adaptif.

“Digitalisasi telah mengubah secara mendasar pola hubungan kerja. Namun, regulasi di banyak negara, termasuk Indonesia, belum mampu mengimbangi perubahan ini,” ungkapnya.

Model Flexicurity dinilai mampu menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang lebih inklusif dan berkeadilan, termasuk bagi pekerja non-standar seperti pengemudi ojek daring. Tanpa pembaruan kebijakan yang responsif, Prof Budi menilai, Indonesia bisa kehilangan potensi bonus demografi.

Prof Ir Jenny Ernawati MSP PhD

Prof Ir Jenny Ernawati MSP PhD dikukuhkan sebagai profesor di bidang Rancang Kota dan Environment-Behavior Studies pada Fakultas Teknik. Ia menawarkan pendekatan baru dalam desain kota melalui model RATAP (Rancang Kota Adaptif Pejalan).

“Model ini mengintegrasikan dimensi fisik dan psikologis dalam menciptakan ruang kota yang mendukung aktivitas berjalan kaki. Pasalnya, desain kota ideal tidak cukup hanya indah secara visual,” tegasnya.

Prof Jenny menuturkan, desain kota yang ideal harus mendukung fungsi sosial, kenyamanan psikologis dan meningkatkan kualitas hidup warganya. Di Indonesia, masih sangat jarang pembangunan kota memperhatikan rancangan kota yang memperhatikan aspek psikologis masyarakat.

“Model RATAP diharapkan bisa menjadi bahan kajian pemerintah sebelum melakukan pembangunan. Model ini dapat diterapkan dengan pembatasan kendaraan bermotor, pemberian akses pejalan kaki yang memadai, dengan berbasis kearifan lokal,” urainya.

Kearifan lokal yang dimaksud, seperti penyediaan akses berkumpul di area taman kota dan sekitar trotoar yang mendukung fungsi sosial. Selain itu, penataan PKL maupun UMKM di sekitar jalanan sebagaimana ciri khas Indonesia yang tidak lepas dari keberadaan para pedagang di lingkungan sekitar.

“Penelitian di Kota Malang menunjukkan, rancang kota yang mempertimbangkan persepsi, preferensi, dan reaksi individu dapat mendorong masyarakat untuk lebih aktif secara fisik. Hal ini sangat berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.

Prof Kiki Fibrianto STP MPhil PhD

Prof Kiki Fibrianto STP MPhil PhD dikukuhkan menjadi profesor ke-30 dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan profesor ke-436 di UB. Ia memperkenalkan, inovasi teh berbahan dasar daun kopi yang memiliki potensi sebagai agen relaksan alami.

Melalui model Face-DAKO (Facial-based Cognitive Model for Daun Kopi), Prof Kiki memanfaatkan teknologi pengenalan ekspresi wajah berbasis kecerdasan buatan (AI). Teknologi tersebut dapat mengevaluasi efek relaksasi secara real-time.

“Inovasi ini tidak hanya berpotensi meningkatkan nilai tambah komoditas kopi Indonesia. Akan tetapi, turut memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan ketahanan kesehatan mental masyarakat,” ujarnya.

Model ini menggabungkan pendekatan lintas disiplin, termasuk ilmu pangan, psikologi, dan AI. Penggabungan berbagai pendekatan tersebut dapat menciptakan metode analisis sensori yang lebih objektif dan ilmiah. (bas/rhd)

Pos terkait