Pemkab Jember Optimistis Penerbangan Jember–Jakarta Dongkrak Wisata dan Ekonomi Lokal

Pemkab Jember Optimistis Penerbangan Jember–Jakarta Dongkrak Wisata dan Ekonomi Lokal
Suasana di Bandara Notohadinegoro Jember setelah dilakukan reaktivasi. (sgt)

Jember, SERU.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember optimis penerbangan langsung rute Jember–Jakarta dan Jakarta-Jember mampu mendongkrak potensi wisata dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Pasalnya, selain mengembangkan sektor pariwisata, penerbangan ini juga bisa memperluas akses perdagangan.

Bupati Jember, Muhammad Fawaitbmenegaskan, penerbangan ini merupakan bentuk kerja sama lintas sektor demi menghidupkan potensi wisata di Kabupaten Jember. Kehadiran bandara yang aktif, akan menghubungkan Jember dengan potensi wisata besar dari daerah sekitar.

Bacaan Lainnya

“Dengan adanya penerbangan ini, Jember semakin terbuka untuk dikunjungi. Kami ingin pariwisata, UMKM dan ekonomi kreatif ikut bangkit,” seru Gus Fawait, sapaan akrabnya, Selasa (19/8/2025).

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jember, Bobby Arie Sandy menyambut, baik pengoperasian penerbangan reguler di Bandara Notohadinegoro. Menurutnya, reaktivasi bandara merupakan langkah inovatif untuk mendukung peningkatan sektor pariwisata di Jember.

“Seperti disampaikan Pak Bupati, ini adalah inovasi membuka infrastruktur. Sekaligus terobosan luar biasa untuk mendukung pariwisata Jember,” ujarnya.

Selanjutnya, pihaknya akan memaksimalkan destinasi wisata di Kabupaten Jember, agar memiliki nilai jual lebih bagi wisatawan yang berkunjung. Apalagi, Jember memiliki kekayaan pariwisata yang beragam.

“Potensi kita ini banyak, mulai dari lereng Argopuro, Gunung Raung, wisata religi, hingga wisata edukasi berbasis kopi, cokelat dan tembakau,” ungkapnya.

“Tak hanya itu, deretan pantai di pesisir selatan Jember juga menawarkan panorama menawan. Berpotensi besar menarik wisatawan domestik maupun mancanegara,” tambahnya.

Menurutnya, dengan terbukanya akses udara, maka wisatawan akan lebih mudah datang ke Jember. Dampaknya, tentu akan terasa terhadap sektor lain, seperti pariwisata hingga UMKM lokal.

“Dengan terbukanya akses udara, wisatawan akan lebih mudah datang ke Jember. Dampaknya akan terasa pada industri pariwisata, seni budaya, hingga UMKM lokal,” paparnya.

Bobby menambahkan, efek domino dari aktifnya penerbangan ini akan memperkuat perekonomian masyarakat, serta mendorong pengentasan kemiskinan melalui sektor pariwisata. Dia juga menyoroti keunikan kawasan wisata Rembangan yang terletak di puncak bukit, hanya 20 menit dari pusat Kota Jember.

“Kalau daerah lain butuh dua sampai tiga jam menuju puncak, di Jember cukup 20 menit saja. Rembangan punya nilai sejarah tinggi,” imbuhnya.

Dalam teropong sejarah, Bobby juga menyebut, kawasan Rembangan dibangun oleh Belanda pada 1937. Bahkan Presiden Soekarno pernah singgah di Hotel Rembangan pada era 1950-an.

“Bahkan kamar yang pernah ditempati Bung Karno masih terawat hingga kini. Ini nilai historis yang bisa menjadi daya tarik wisata,” tandasnya.

Sebagai informasi, penerbangan rute Jember-Jakarta resmi beroperasi setelah diresmikan oleh Bupati Jember, Muhammad Fawait, Minggu (17/8/2025) di Bandara Notohadinegoro. Peresmian tersebut menjadi tonggak penting dalam membuka konektivitas udara Jember dengan Ibu Kota Negara. (sgt/rhd)

Pos terkait