20 Persen Perempuan Kota Malang Terindikasi Kanker Serviks, Dinkes Dorong Vaksinasi HPV

20 Persen Perempuan Kota Malang Terindikasi Kanker Serviks, Dinkes Dorong Vaksinasi HPN
Plh Kepala Dinkes Kota Malang menjelaskan, pencegahan kanker serviks sejak dini melalui vaksinasi HPV. (bas)

Malang, SERU.co.idDinkes Kota Malang mencatat sebanyak 20 persen perempuan atau 1 dari 5 perempuan terindikasi kanker serviks. Sebagai pencegahan, pihaknya mendorong pelajar di Kota Malang mengikuti vaksinasi secara gratis yang diprogramkan puskesmas.

Plh Kepala Dinkes Kota Malang, dr Rina Istarowati mengungkapkan, vaksinasi HPV merupakan sarana efektif mencegah kanker serviks. Pasalnya, penyebab terbesar kanker serviks adalah Human Papilloma Virus (HPV).

Bacaan Lainnya

“Sehingga vaksinasi HPV harus digalakkan sejak dini, karena ini terbukti efektif dalam mencegah kanker serviks. Paling tidak anak kelas 5 dan kelas 6 SD divaksin HPV,” seru Rina, Jumat (27/6/2025).

Rina menjelaskan, semakin dini pencegahan dilakukan, maka semakin baik. Dinkes Kota Malang sudah beberapa tahun ini melakukan sosialisasi vaksinasi HPV setiap kali pelaksanaan imunisasi di sekolah.

“Kegiatan imunisasi di sekolah tentu tidak hanya sekali. Maka setiap kali ada kesempatan, otomatis akan disampaikan manfaat vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks,” ungkapnya.

Diakui Rina, memang masih ada persepsi negatif di tengah masyarakat soal upaya menggalakkan vaksinasi HPV. Ia menegaskan, para orang tua harus peduli kesehatan reproduksi putrinya, karena sangat disayangkan jika program pemerintah memberantas kanker serviks terlewatkan.

“Ini harus kita galakkan, karena kalau kita ikut mandiri perlu biaya mahal sekira Rp2 juta. Tapi vaksinasi HPV ini gratis jika mengikuti periode yang dijadwalkan. Puskesmas juga selalu berkoordinasi dengan sekolah-sekolah setiap ada periode vaksinasi,” tegasnya.

Selain vaksinasi HPV, masyarakat diimbau menghindari kebiasaan berganti-ganti pasangan seksual untuk mencegah penularan HPV. Tidak hanya bagi perempuan, tapi juga bagi laki-laki yang bisa menularkan virus HPV kepada istrinya.

“Kami juga mendorong para perempuan produktif usia 35 tahun ke atas yang sudah menikah untuk mengikuti pap smear maupun pemeriksaan IVA. Kalau pemeriksaan IVA sangat murah dan terjangkau, bisa segera mendeteksi,” ujarnya.

Perempuan yang pernah menjabat Direktur RSUD Kota Malang itu menuturkan, hasil IVA positif tidak serta merta kanker. Artinya, ada tes yang perlu segera ditindaklanjuti ke dokter atau dilakukan tindakan-tindakan medis untuk memastikan kanker serviks atau bukan.

“Terkait kanker serviks di Kota Malang, Dinkes Kota Malang berupaya, agar semakin banyak kasus ditemukan lebih dini. Dengan ditemukannya kasus stadium awal, penanganan bisa segera dilakukan sebaik mungkin dengan hasil yang positif,” tuturnya.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Malang, drg Muhammad Zamroni mengatakan, berdasarkan pemeriksaan sekitar 20 persen perempuan di Kota Malang terdeteksi kanker serviks. Ia mendorong para perempuan di Kota Malang untuk segera mengikuti vaksinasi HPV.

“Ini angka yang cukup mengkhawatirkan. Oleh karena itu, kami mendorong vaksinasi HPV. Vaksin ini mencegah kanker serviks yang bisa berdampak pada kesehatan reproduksi perempuan,” jelasnya.

Vaksin HPV diberikan dalam tiga dosis sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan bisa diakses melalui puskesmas atau klinik. Dinkes Kota Malang mengadakan program vaksinasi yang menyasar para pelajar.

“Vaksinasi awalnya menyasar anak perempuan kelas 5 dan 6 SD, tapi kini telah diperluas jangkauannya hingga usia SMP dan dewasa. Program ini adalah bagian dari komitmen pemerintah dalam mewujudkan generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045,” tandasnya. (bas/rhd)

 

Pos terkait