Batu, SERU.co.id – Pelaksanaan kejuaraan Paralayang pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jatim 2025 pada Kamis (26/6/2025) sedikit terkendala faktor alam. Kejuaraan yang memainkan 5 (lima) nomor ini harus berhadapan dengan angin yang bertiup relatif kencang dari arah Timur Laut.
Dari pantauan SERU.co.id, para atlet Paralayang baru melaksanakan take off dari venue Gunung Banyak pada pukul 14.00 WIB. Sekitar 70 atlet dari 22 Kabupaten/kota se-Jatim mengikuti beberapa nomor yang diperlombakan. Kondisi angin dilaporkan melalui radio komunikasi berhembus antara 19 sampai 21 km/jam.
Beberapa atlet yang terbang menuju titik pendaratan mengaku cukup kesulitan akibat hembusan angin yang cukup kencang. Akibatnya beberapa atlet mengajukan terbang ulang (reload) kepada panitia atas faktor alam yang mempengaruhi pilot Paralayang untuk mengendalikan parasutnya.
“Tadi kondisi di atas (lokasi take off) kecepatan angin antara 19-21 km/jam. Sesuai technical teeting (TM) sebelumnya batas toleransi yang disepakati maksimal 18 km/jam,” seru salah seorang Pelatih asal Tuban yang menurunkan 3 atletnya di Paralayang.
Bethari, Pelatih Paralayang asal Kota Surabaya juga mengaku hal yang sama. Kondisi angin yang berhembus kencang membuat atletnya harus menggunakan skillnya agar dapat mendaratkan kakinya tepat di titik landing. Beruntung, Surabaya yang hanya mengirimkan 1 atletnya pada Cabor Paralayang Porprov IX Jatim 2025 ini mampu mendarat dengan akurasi yang tepat.
“Kami cuma membawa 1 atlet untuk mengikuti 5 (tiga) nomor. Antara lain untuk Akurasi dan XC untuk perorangan dan beregu,” ucapnya.
Saat diminta testimony seputar penyelenggaraan Cabor Paralayang Porprov IX Jatim 2025 di Kota Batu, menurut Betha sudah baik. Mulai dari fasilitas yang ada pada lokasi take off maupun yang berada di lokasi landing di Songgokerto. Sementara untuk fasilitas akomodasi diserahkan kepada masing-masing kontingen.
“Kalau akomodasi ya dari masing-masing kontingen. Semua sudah bagus, cuma ada kendala faktor alam yang kita tidak bisa apa-apa,” ucapnya.
Hingga berita ini diturunkan, puluhan pilot paralayang yang membela daerahnya masing-masing masih terus melakukan terbang paralayang. Beberapa atlet harus mendarat di luar area landing akibat kencangnya angin yang membuatnya sulit mendekati titik landing tertinggi. (dik/ono)