Malang, SERU.co.id – Wali Kota Malang menyampaikan jawaban atas pandangan yang sudah dipaparkan fraksi-fraksi DPRD Kota Malang. Secara umum, ia menekankan sinkronisasi visi misi ke dalam penjabaran RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah).
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan, RPJMD harus sejalan dengan visi misi pemerintah. Fraksi-fraksi secara umum ingin mengetahui keterkaitan visi misinya dengan RPJMD, terutama terkait penerapannya dalam program-program pemerintah.
“Secara umum yang kami lihat sinkronisasi dari visi misi saya dengan Wawali beserta penjabaran dan penerapannya dalam RPJMD. Mereka yang di fraksi DPRD ingin mengetahui secara detail dan rinci kemana arahnya,” seru Wahyu, Rabu (18/6/2025).
Para anggota dewan mempertanyakan keberlanjutan antara RPJMD yang sebelumnya dengan RPJMD saat ini. Wahyu menekankan, harus sinkron atau berkesinambungan, demikian pula penerapannya.
“Untuk itu kami juga sudah meminta Renstra (Rencana Strategis) kepada OPD. Karena kami sudah mengatakan di awal, harus ada konsistensi antara RPJPN, RPJPD Provinsi dan RPJPD Kota Malang, termasuk Renstra dari tiap OPD,” terangnya.
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu mengungkapkan, pemerataan pembangunan dilakukan melalui Dasa Bakti. Pembangunan jalan, fasilitas umum, sanitasi, dukungan UMKM dan pelatihan keterampilan merupakan solusi atas tidak meratanya pembangunan.
“Pengembangan pariwisata berkelanjutan dan peningkatan daya saing produk lokal merupakan kunci pertumbuhan ekonomi yang stabil. Ini upaya mengatasi ketergantungan Kota Malang pada sektor industri dan jasa yang mengakibatkan pertumbuhan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) fluktuatif,” bebernya.
Wahyu juga menjawab pandangan sejumlah fraksi yang mempertanyakan alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman. Integrasi usulan pembangunan dan penyusunan rencana aksi sektoral dinilai sebagai langkah solutif.
“Kami akan mengintegrasikan usulan pembangunan partisipatif (Musrenbang) dan politis (Pokir) dengan rencana tata ruang. Menyusun rencana aksi sektoral untuk perwujudan ruang secara bertahap, dengan mempertimbangkan kemampuan fiskal dan prioritas pembangunan daerah,” paparnya.
Persoalan lingkungan hidup tak luput dari sorotan, seperti strategi penanganan krisis air baku. Termasuk peningkatan kualitas lingkungan hidup dan sanitasi.
“Kami menerapkan pendekatan eksplorasi dan preservasi. Kemudian akan melakukan penataan sistem drainase, perluasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) hingga pemberdayaan bank sampah,” ungkapnya.
Wahyu menyebutkan, persoalan pengangguran dan kesenjangan profesi tak luput dari perhatian pemerintah. Pihaknya akan melakukan lima pendekatan solusi masalah untuk mengatasi kesenjangan yang ada.
“Kami berupaya meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan, mendorong kewirausahaan dan start up, mendorong sektor Ekraf. Pemerataan akses pendidikan juga penting dibarengi dengan perluasan akses pasar kerja,” jelasnya.
Sebagai Kota Pendidikan, sejumlah persoalan juga akan ditangani, baik dari sisi pembangunan, sistem, hingga masalah sosial seperti bullying. Pilar utama transformasi pendidikan mencakup akses pendidikan gratis, peningkatan sarpras dan pemberian beasiswa.
“Pemkot Malang mendorong inovasi metode pembelajaran dan membangun keterhubungan dengan dunia kerja seperti kelas magang dan kelas kolaboratif. Sedangkan penanganan bullying melalui kampanye, pelatihan bagu guru dan murid, penguatan lembaga forum anak hingga pendampingan korban,” paparnya.
Di Era digital, Wahyu berkomitmen mewujudkan digitalisasi dalam berbagai sektor, utamanya pemerintahan. Perbaikan sistem digital akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat.
“Perbaikan sistem digital merupakan kunci efisiensi birokrasi. Melalui program Malang Satu Data, Pemkot Malang lebih berkomitmen terhadap transparansi data publik,” tuturnya.
Wahyu tak luput memperhatikan bidang kesehatan yang sangat penting bebagai bagian dari layanan dasar. Peningkatan pelayanan puskesmas dan RSUD dilakukan dengan manajemen efisiensi, peningkatan infrastruktur modern, hingga pendekatan humanis berbasis digital.
“Pemkot Malang berkomitmen terhadap peningkatan layanan publik utamanya di bidang kesehatan. Pemkot Malang berfokus pada penurunan angka kematian ibu dan balita,” imbuhnya.
Lebih jauh Wahyu menandaskan, RPJMD 2025-2029 merupakan penguatan fondasi transformasi. Pasalnya RPJMD 2025-2029 adalah fondasi RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Kota Malang tahun 2025-2045.
“Keberhasilan fondasi ini diukur melalui serangkaian indikator dan target konkret yang tercermin dari peningkatan IPM dan penurunan kemiskinan. Kemudian diukur dari pengurangan Gini Rasio, peningkatan PDRB per kapita dan peningkatan indeks reformasi birokrasi,” pungkasnya. (bas/rhd)