Wamendagri: Kecamatan Tajinan Salah Satu Daerah yang Siap dan Cepat Jalankan Program Koperasi Desa Merah Putih

Wakil Menteri Dalam Negeri Indonesia (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto. (ist) - Wamendagri: Kecamatan Tajinan Salah Satu Daerah yang Siap dan Cepat Jalankan Program Koperasi Desa Merah Putih
Wakil Menteri Dalam Negeri Indonesia (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto. (ist)

Malang, SERU.co.id – Wakil Menteri Dalam Negeri Indonesia (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto mengaku jika Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang adalah salah satu daerah yang siap dan cepat dalam menjalankan program Koperasi Desa Merah Putih.

Wakil Menteri Dalam Negeri Indonesia (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto mengatakan, kecamatan yang memiliki 12 desa tersebut tidaklah memulai dari awal untuk menjalankan program utusan dari Presiden RI, Prabowo Subianto tersebut. Namun justru mengembangkan, koperasi yang dulunya sudah ada di kawasan tersebut.

Bacaan Lainnya

“Jadi opsi yang dipilih dari kecamatan ini bagus sekali, bukan membuat dari nol atau revitalisasi tapi pengembangan. Jadi koperasi sudah jalan, kemudian bersepakat terus desanya dan membentuk koperasi merah putih yang yang nanti unit usahanya akan ditambah,” seru Bima, Rabu (30/4/2025).

Bima menuturkan, pihaknya juga akan mengeluarkan surat edaran terkait mekanisme pembiayaan pembangunan Koperasi Desa Merah Putih itu.

“Jadi karena dari Kementerian Dalam Negeri akan mengeluarkan surat edaran agar nanti BTT (Belanja Tidak Terduga) nanti bisa digunakan untuk biaya pendirian koperasi itu. Nanti untuk selanjutnya modal usaha yang lain akan disosialisasikan lagi, sekarang masih dirumuskan mekanisme pencairan dan distribusinya seperti apa,” ungkapnya.

Saat disinggung terkait tantangan pembangunan Koperasi Desa Merah Putih ini di seluruh wilayah di Tanah Air ini, Bima mengaku, jika setiap daerah memiliki karakter yang berbeda-beda. Kadangkala ada yang sudah siap, bahkan juga ditemukan daerah yang masih belum memiliki lahan untuk pembangunan koperasi yang dilahirkan untuk mensejahterakan rakyat tersebut.

“Masing-masing daerah kan tantangannya berbeda ya, ada di sini sudah aktif, ada daerah lain yang gak ada bangunannya, gak ada koperasinya sehingga harus bersatu. Jadi mungkin beberapa koperasi harus satu desa gitu, terutama di wilayah luar,” jelasnya.

Sehingga untuk memecahkan tantangan tersebut, ia berharap agar seluruh pemerintah mulai dari desa, kabupaten/kota, provinsi dan pusat harus turut saling bersinergi menyukseskan program tersebut. Sehingga nantinya program ini akan segera terealisasi dan bisa dimanfaatkan lebih cepat.

“Ini kepala daerah, bersama Dinas Koperasi, camat, lurah, kepala desa harus proaktif untuk memastikan koperasi ini muncul merata,” ungkap Bima. (wul/mzm)

Pos terkait