Jakarta, SERU.co.id – Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menyampaikan monolog mengenai potensi besar Indonesia menyambut puncak bonus demografi pada 2030 hingga 2045. Namun, alih-alih mendapat pujian, Gibran juga mendapat sindiran tajam dari internal partai politik. Ketua DPP PDI Perjuangan meminta Gibran tidak banyak membuat konten melainkan kerja nyata.
Dalam monolognya, Gibran menekankan, momen bonus demografi adalah peluang sekali seumur hidup dalam sejarah bangsa.
“Sekitar 208 juta penduduk kita akan berada di usia produktif. Ini bukan hanya angka statistik, ini adalah jawaban untuk masa depan Indonesia,” seru Gibran penuh semangat.
Gibran menambahkan, Indonesia menghadapi tantangan global seperti perang dagang, perubahan iklim dan ketidakpastian geopolitik. Namun, ia percaya peluang untuk melompat lebih jauh tetap terbuka lebar.
Langkah Gibran menyampaikan pesan lewat video dinilai positif oleh Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg), Juri Ardiantoro. Menurutnya, penyampaian langsung dari pejabat negara bisa mengurangi bias informasi di tengah derasnya arus framing dan disinformasi.
“Salah satu pekerjaan pejabat itu ya bicara, menyampaikan kebijakan,” tegas Juri.
Namun, tidak semua pihak sejalan. Ketua DPP PDI Perjuangan, Deddy Sitorus, justru mengkritik gaya komunikasi Gibran yang dinilai terlalu banyak bergaya di media sosial.
“Kalau menurut saya sih, jangan terlalu banyak bikin video lah ya. Kerja aja,” sindir Deddy.
Deddy bahkan membandingkan Gibran dengan politikus lain yang dikenal aktif bermedia sosial, Dedi Mulyadi.
“Video terus, nggak habis-habis. Nanti sama kayak Pak Dedi Mulyadi lagi,” ujarnya menyindir. (aan/mzm)