Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tengah menjalin kerja sama dengan Pemkab Malang untuk mempelajari dan mengadopsi sistem pengelolaan sampah yang dinilai berhasil dan inovatif. Harapannya, praktik baik yang diterapkan di Kabupaten Malang bisa direplikasi di Aceh Tengah, serta menjadi contoh bagi daerah lainnya.
Bupati Malang, HM Sanusi, menyambut baik kunjungan kerja dari Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, dan Ketua TP PKK Aceh Tengah, Risnawati. Sanusi menyatakan bahwa kunjungan ini merupakan kesempatan strategis untuk saling berbagi pengetahuan guna mendorong kemajuan daerah masing-masing.
“Meski sudah banyak menjadi contoh bagi lebih dari 150 kabupaten dan kota lainnya, kami tetap berkomitmen untuk terus memperbaiki dan mengembangkan sistem pengelolaan sampah. Seperti TPA Talangagung yang bebas bau dan menghasilkan gas metan yang dimanfaatkan oleh 300 KK di Desa Talangagung—mereka bahkan tak lagi memakai gas elpiji,” ujar Sanusi, Selasa (22/4/2025).
Sanusi juga menjelaskan inovasi baru yang tengah dikembangkan, yakni alat incinerator untuk membakar sampah. Hasil pembakaran tersebut akan dimanfaatkan lebih lanjut, seperti residu yang dijadikan pupuk organik dan cair, serta abu yang bisa diproses menjadi bahan paving block.
“Pembakaran ini ramah lingkungan karena asapnya direndam di kolam udara sehingga tidak menimbulkan polusi. Alat ini sementara dikembangkan oleh Divisi Infanteri 2 Kostrad Singosari, dan akan didistribusikan ke setiap kecamatan mulai tahun 2026. Nilainya sekitar Rp40 juta per unit,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, menyampaikan kekagumannya atas kemajuan yang dicapai Pemkab Malang, tidak hanya dalam pengelolaan sampah, tetapi juga pada aspek pelayanan publik lainnya.
“Pemkab Malang telah menunjukkan diri sebagai pelayan masyarakat yang aktif dan kolaboratif. Ini patut dijadikan contoh oleh daerah lain, termasuk kami di Aceh Tengah,” ucapnya.
Haili Yoga juga menyebut bahwa Aceh Tengah, sebagai daerah wisata, masih menghadapi tantangan dalam pengelolaan sampah yang belum optimal. Ia menargetkan akan mereplikasi sistem yang diterapkan di Kabupaten Malang secara teknis, terutama dalam pengelolaan sampah skala desa.
“Kami terkesan, karena di Malang sampah dikelola dari tingkat individu hingga desa, yang bahkan bisa menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PAD). Sementara di tempat kami, sampah masih dibuang tanpa pemilahan dan pengolahan yang maksimal. Ini akan menjadi prioritas utama kami,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya akan meniru langkah-langkah strategis yang telah dilakukan Pemkab Malang, termasuk kerja sama mereka dengan pihak swasta seperti PT Semen Indonesia dalam mendukung pengelolaan sampah. (wul/ono)