Malang, SERU.co.id – Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang berupaya menjadikan UMKM lokal naik kelas. Sebagai bentuk dukungan, APKLI (Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia) Kota Malang berupaya mendorong lebih banyak UMKM tembus pasar retail modern.
Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi mengungkapkan, pihaknya bersyukur atas terselenggaranya Mbois Vaganza yang bertajuk ‘UMKM Goes to Mall’. Melalui program ini, memberi kesempatan bagi UMKM untuk semakin berbenah dalam rangka memenuhi permintaan pasar retail modern.
“Mall merupakan pusat perbelanjaan modern yang sudah mempunyai pasar tersendiri. Sehingga barang-barang yang masuk ke situ harus melalui kurasi yang super ketat,” seru Eko, saat dikonfirmasi Seru.co.id.
Eko menuturkan, kewenangan kurasi produk UMKM bukan berada di ranah Diskopindag, melainkan dari pihak supermarket. Sedangkan peran Diskopindag Kota Malang memberi pembinaan dan pengarahan.
“Salah satu yang harus dipenuhi adalah perizinan. Kemudian legalitas dari Diskopindag, begitu ya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Eko mengatakan, Diskopindag Kota Malang berupaya memberi pembinaan. Selan itu, juga pendampingan terkait perizinan UMKM.
“Untuk tembus pasar retail modern, semacam seleksi dari manajemen mallnya. Peserta UMKM yang mendaftar merupakan binaan Diskopindag Kota Malang,” ujarnya.
Dalam rangkaian ‘UMKM Goes to Mall’, pihaknya telah meninjau produk-produk yang terlibat. Hal itu dilakukan untuk mengecek sekaligus memberikan evaluasi, baik dari sisi pengemasan hingga inovasi produk.
Terpisah, Ketua APKLI Kota Malang, Susiati menyatakan dukungannya untuk UMKM bisa berkembang lebih pesat. Pihaknya mendorong, agar produk-produk yang dihasilkan mampu menembus pasar retail modern.
“Dari 72 UMKM yang terlibat event ini di MOG, ada sekitar 17 teman-teman UMKM di APKLI yang menitipkan produknya. Alhamdulillah, bisa membantu teman-teman pejuang ekonomi,” bebernya.
Susiati menuturkan, keterlibatan UMKM di pasar retail modern tidak hanya dalam event ini saja. Namun diluar event ini, sudah ada yang tembus pasar retail modern.
“Penghasilan yang diperoleh bervariasi. Ada yang sampai Rp10 juta per bulan, Rp6 juta, Rp2 juta dan paling sedikit Rp700 ribu,” katanya.
Lebih jauh, Susiati menjelaskan, pihaknya mendorong lebih banyak UMKM mampu menembus pasar retail modern. Hal ini sejalan dengan upaya Diskopindag Kota Malang, agar UMKM naik kelas sejalan dengan program Ngalam Laris.
“Kami datangi, kami ajak mengurus perizinan seperti rekan-rekan lainnya. Jadi harus punya NIB dan sertifikasi halal,” imbuhnya.
Saat ini, APKLI gencar mendorong binaannya untuk mengurus sertifikasi halal. Apalagi terdapat kuota untuk mengurus sertifikasi halal dari dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
“Saya ajak yang belum punya sertifikasi halal mari mengurus. Ada kuota 400.000 se-Indonesia, sistemnya siapa cepat dia dapat, kalau tidak dapat bisa mengurus secara mandiri,” pungkasnya. (ws13/rhd)