Batu, SERU.co.id – Ribuan warga Batu dan wisatawan memadati Alun-alun Kota Batu untuk menghadiri kegiatan Grebeg Ketupat Syawal 1446 H, Jumat (11/4/2025). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota (Disparta) Batu dan dihadiri oleh Wali Kota Batu serta Ketua TP PKK Kota Batu, Siti Fauziah Nurochman.
Kepada SERU.co.id, Kabid Kebudayaan Disparta Batu, Sintiche Agustina Pamungkas menjelaskan, kegiatan Grebeg ketupat Syawal ini adalah yang kedua kalinya. Tahun 2025 ini pihaknya melibatkan sekitar 300 anggota komunitas kesenian Islami yang ada di Kota Batu.
“Kegiatannya ini adalah untuk uri-uri budoyo, kita “ngaku lepat” atau mengakui kesalahan kita di bulan Syawal ini, kita laksanakan sekaligus untuk bersilaturahmi dengan seluruh masyarakat kota Batu,” seru Itje, sapaannya.
Itje menyebutkan, kegiatan Grebeg Ketupat ini diawali dari mengarak sebuah ketupat agung berbentuk tumpeng dan juga tumpeng hasil bumi berisi sayur, buah dan polo pendem. Tumpeng dibuat dengan tinggi 2 meter yang dikarak oleh para kelompok seni dari Rumah Dinas Wali Kota menuju Alun-alun Kota Batu.
“Nanti proses Grebek kupatnya dilaksanakan di Alun-alun Kota Batu, diawali dengan doa Ujub-ujub bahasa Jawa dan doa secara Islami,” jelasnya.
Meskipun dalam keadaan hujan, namun tidak mengurangi animo masyarakat yang ingin menyaksikan kegiatan bernuansa budaya Islami satu tahun sekali itu. Arak-arakan tumpeng ketupat diberangkatkan dari depan Rumah Dinas Wali Kota Batu pukul 14.00 WIB. Warga Batu menyaksikan arak-arakan tumpeng ketupat dari awal titik keberangkatan hingga Finish di depan Alun-alun Kota Batu.
Rangkaian arak-arakan dimulai dari para Seniman dan Budayawan termasuk di dalamnya anggota Paguyuban Tosan Aji. Dilanjutkan dengan barisan Gembung Hakaryo Wiguno sholawat Lan Macapat dari Desa Mberu Bumiaji. Bersambung ke barisan Grup Drumband B-One, persembahan dari Banser dan Ansor Desa Tlekung, Kecamatan junrejo yang turut menampilkan kebolehannya.
Arak-arakan selanjutnya adalah barisan pembawa Lampu cempluk dan sapu lidi, sebagai simbol membersihkan Kota Batu dari segala macam ancaman marabahaya dan bencana. Berlanjut ke barisan pemain musik Sholawat terbangan dan pasukan Bregodo Wahyu Menggolo yang berkostum ala Prajurit kerajaan. Sajian budaya ini juga dimeriahkan oleh hadirnya para penari dari sanggar seni Karsa Budaya.
Memasuki acara inti, Ki Iswandi dari Padepokan Seni Gunung Wukir mewakili Budayawan, membawakan Doa Ujub-ujub berbahasa Jawa. Dilanjutkan dengan Doa secara Islam yang dibawakan oleh Ustaz Miko. Usai memanjatkan Doa, dilanjutkan lagi dengan seremonial secara resmi pemerintahan.
Membuka sambutan, Kepala Dinas Pariwisata (Kadisparta) Batu, Onny Ardianto, S.Sos., M.M. mengatakan, ketupat merupakan tradisi lokal yang telah mengakar kuat pada masyarakat. Grebeg Ketupat bukan hanya sekedar perayaan namun juga sebagai simbol persaudaraan dan pelestarian warisan budaya.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk melestarikan seni budaya “Kupatan” khususnya di kota Batu, mempererat Ukhuwah Islamiyah serta menjadi bagian dari promosi potensi wisata yang ada di kota Batu,” sebutnya.
Onny juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh OPD terkait dan pihak lain terutama pada para pengusaha pariwisata se-Kota Batu yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Diantara kepada pengusaha perhotelan, restoran, catering dan pusat oleh-oleh di Kota Batu.
“Semoga acara ini menjadi momentum untuk melestarikan budaya lokal, memperkuat identitas budaya dan menumbuhkan semangat kebersamaan. Serta gotong royong dan meningkatkan kunjungan wisata di Kota Batu khususnya wisata budaya,” tukasnya.
Sementara itu, Wali Kota Batu, Nurochman dalam sambutannya menuturkan tradisi Grebeg Ketupat ini biasa dilakukan sepekan setelah hari raya Idul Fitri. Wali Kota mengungkapkan sebuah istilah yakni kupat lepet lontong Janur yang berarti Kuat Slamet Panjang Umur.
“Itu adalah merupakan doa yang sangat luar biasa yang sering saya dengar waktu masih kecil. Sebagai ungkapan rasa syukur dan doa kita yang kita panjatkan,” tutur Cak Nur sapaannya.
Di akhir sambutannya, Cak Nur berdoa agar semua warga Kota Batu sehat walafiat, panjang umur, lancar rezekinya dan barokah. Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan simbolis penyerahan tumpeng ketupat yang diserahkan kepada takmir masjid Agung An-nur Kota Batu. Acara kemudian dilanjutkan dengan rebut dan gunungan ketupat.
Disamping masyarakat berebut tumpeng ketupat, panitia juga menyiapkan sekitar 1000 porsi ketupat sayur yang disiapkan pada tenda-tenda di sekitar lokasi acara. Menariknya lagi ada tumpeng ketupat yang berisi puluhan doorprize dari sponsor, diantaranya voucher menginap di hotel dan berbagai alat kebutuhan rumah tangga.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, jajaran Forpimda, Kepala SKPD di lingkungan Pemkot Batu dan para Tokoh Alim Ulama. Hadir pula Ketua PHRI Batu dan para pimpinan perusahaan pariwisata di Kota Batu, diantaranya pengelola hotel, restoran, catering dan toko oleh-oleh. (dik/ono)