Bogor, SERU.co.id – Presiden Prabowo Subianto buka suara soal tudingan pengembalian dwifungsi TNI, program makan bergizi gratis, hingga tuduhan narasi ‘Indonesia gelap’. Dalam wawancara eksklusif bersama tujuh jurnalis senior, Prabowo menyampaikan optimismenya.
Presiden Prabowo Subianto angkat suara menanggapi narasi pesimistik seperti ‘Indonesia Gelap’ dan ‘Kabur Aja Dulu’ yang sempat viral di media sosial. Dalam wawancara eksklusif dengan tujuh jurnalis senior, Prabowo menyatakan keinginannya untuk berdialog langsung dengan tokoh-tokoh pengusung narasi tersebut.
“Kalau memang Indonesia gelap, mari kita kerja supaya tidak gelap. Jangan cuma bilang gelap, lalu salahkan ini itu, terus kabur. Ini tidak menyelesaikan apa-apa,” seru Prabowo, Minggu (6/4/2025).
Prabowo juga kembali menegaskan komitmennya terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menilai MBG sebagai solusi konkret mengatasi persoalan stunting. Ia mengungkapkan, keprihatinannya melihat kondisi anak-anak desa yang kekurangan gizi.
“Apa salahnya saya kasih makan anak-anak yang kelaparan? Saya lihat anak umur 10 tahun, badannya seperti umur lima. Kita ini punya persoalan nyata, ayo kita hadapi,” ujarnya.
Namun, Prabowo menyesalkan pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi yang merespons teror kepala babi dengan candaan tak pantas.
“Menurut saya teledor. Itu keliru,” katanya.
Isu lain yang memanas adalah pengesahan cepat RUU TNI. Dituding membuka ruang kembalinya dwifungsi TNI, Prabowo membantah keras. Menurutnya, revisi UU hanya untuk menyesuaikan usia pensiun perwira tinggi yang terlalu cepat pensiun.
“Come on, nonsens itu saya katakan. Tidak ada niat TNI kembali ke politik,” ujarnya.
Ia menegaskan, dirinya adalah tokoh militer yang justru mendorong supremasi sipil sejak era reformasi. Bahkan rela diberhentikan oleh BJ Habibie sebagai bentuk kepatuhan terhadap kepemimpinan sipil.
Menyikapi tarif resiprokal yang diterapkan Amerika Serikat hingga 32 persen untuk produk Indonesia, Prabowo mengakui dampak berat akan dirasakan oleh industri padat karya. Namun, ia menegaskan, Indonesia harus lepas dari ketergantungan pasar global dan berani mencari pasar baru.
“Kita selama ini dimanjakan oleh globalisasi ala AS. Sekarang kita diuji, apakah kita bisa berdiri di kaki sendiri,” ujar Prabowo.
Sementara itu, menyikapi aksi demonstrasi yang marak terjadi, Prabowo menyatakan, unjuk rasa damai adalah hak rakyat. Namun, ia juga mempertanyakan apakah semua aksi tersebut murni atau didorong oleh kepentingan tertentu.
“Kita harus objektif. Demo boleh, asal damai. Tapi kalau ada yang bayar, bakar ban, itu bukan damai. Pemerintah juga harus waspada terhadap upaya adu domba, termasuk oleh kekuatan asing,” kata Prabowo. (aan/mzm)