Phnom Penh, SERU.co.id – Tawaran kerja mudah, gaji fantastis dan tanpa syarat keterampilan menjadi awal mimpi buruk ribuan WNI di Kamboja. Tahun 2024, jumlah kasus WNI bermasalah di Kamboja melonjak tajam menjadi 3.310, mayoritas terjerat jaringan penipuan online. Bahkan muncul fenomena korban kambuhan dan oknum mengatasnamakan KBRI untuk menipu sesama WNI.
Duta Besar RI untuk Kamboja, Santo Darmosumarto mengungkapkan, KBRI di Phnom Penh mencatat sebanyak 3.310 kasus sepanjang tahun 2024. Naik lebih dari 60 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
“Pada 2020 kami hanya menangani 56 kasus. Namun pada 2024, jumlahnya melonjak ke 3.310 kasus. Ini rekor yang sangat mengkhawatirkan,” seru Santo Darmosumarto, Jumat (21/3/2025).
Ironisnya, sekitar 75 persen kasus berkaitan dengan penipuan online (online scam). Dimana WNI dijebak dengan tawaran kerja palsu. Terutama pekerjaan mudah tanpa kualifikasi tetapi dengan bayaran tinggi.
Saat ini, lebih dari 131.000 WNI tinggal di Kamboja secara legal. Tersebar di kota-kota seperti Phnom Penh, Sihanoukville, Poipet, Chrey Thum dan Bavet. Dengan populasi sebesar ini, Indonesia tak bisa lagi hanya mengandalkan pendekatan reaktif setelah korban jatuh.
Santo juga mengungkap, fenomena korban kambuhan. Yakni WNI yang sudah pernah dipulangkan justru kembali lagi bekerja di Kamboja dan terjerat masalah serupa. Hal ini semakin memperumit penanganan dan menunjukkan lemahnya kontrol pasca-repatriasi.
“Lebih miris lagi, ada oknum mengatasnamakan KBRI dan menipu sesama WNI yang sedang dalam proses pemulangan dengan meminta sejumlah uang. Ini sangat disayangkan. Kami minta WNI tidak tergiur jalan pintas yang justru memperburuk situasi,” tegas Santo.
KBRI kembali mengimbau agar WNI lebih waspada terhadap tawaran kerja di luar negeri yang terlalu muluk. Serta segera melaporkan keberadaan ke KBRI agar tercatat dan terlindungi. WNI yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi hotline Pelindungan WNI KBRI Phnom Penh di +855 12 813 282 atau datang langsung ke kantor KBRI. (aan/mzm)