Bergantung Panas Matahari, Pengrajin Dupa Alami Kesulitan Saat Musim Penghujan

Pengrajin dupa, Giman saat menjemur dupanya. (Seru.co.id/wul) - Bergantung Panas Matahari, Pengrajin Dupa Alami Kesulitan Saat Musim Penghujan
Pengrajin dupa, Giman saat menjemur dupanya. (Seru.co.id/wul)

Malang, SERU.co.id – Musim penghujan menjadi kendala sendiri bagi para pengusaha dupa di Kecamatan Wagir, dimana untuk mengeringkan dupa yang sudah diolah mereka masih memanfaatkan cahaya matahari untuk mengeringkannya. Sehingga saat musim penghujan seperti saat ini pembuatan dupa memiliki proses yang lumayan panjang dibandingkan musim kemarau.

Pengrajin dupa Kecamatan Wagir, Giman menuturkan, para pengrajin dupa di daerahnya termasuk dirinya merasa produksi pembuatan dupa akan semakin lama jika cahaya matahari terbatas.

Bacaan Lainnya

“Istilahnya kalau kemarau satu hari sudah kering mbak, kalau musim hujan 2-3 hari,” saat dikonfirmasi SERU.co.id, beberapa waktu lalu.

Giman mengaku, dalam satu kali produksi ia bisa menjemur kurang lebih sebanyak 180 kilogram dupa basah. Untuk satu kilo dupa terdiri 500 batang dupa. menurutnya, kemunduran hasil produksi dupa, karena cuaca tersebut juga berpengaruh pada masa setor pengrajin kepada pengepul.

“sekali setor dua ton. Setornya tergantung cuaca, kalau normal 20-25 hari sudah kirim. Kalau hujan hampir satu bulan,” terangnya.

Dirinya menuturkan, pengiriman dupa hasil olahnya itu akan dikirim ke beberapa daerah di luar Malang,seperti Jakarta, Bali dan lain sebagainya. Giman menyebut, untuk dupa yang sudah dikemas satu kilogram-an, dirinya hargai Rp20 ribu, yang sudah diberi aroma yang bervariasi.

Untuk bahan-bahan yang digunakan, Giman mengaku, jika lidi yang dirinya gunakan adalah barang impor dari Negara China.

“Stiknya ini dari cina import, stik bambu. Jati itu serbuk, campurannya jati, lengket, bahan-bahan sebagian. Proses keduanya, kalau untuk yang wangi itu bahannya dari cendana gaharu. Kalau di sini pewangi ngeracik sendiri. Aroma beli di toko bahan kimia,” ungkapnya. (wul/mzm)

disclaimer

Pos terkait