12 Penyandang Disabilitas Wisuda Sarjana di Unipar Jember, Kampus dengan Jumlah Penyandang Disabilitas Terbanyak di Indonesia

12 Penyandang Disabilitas Wisuda Sarjana di Unipar Jember, Kampus dengan Jumlah Penyandang Disabilitas Terbanyak di Indonesia
Penyandang disabilitas yang ikut wisuda di Unipar Jember. (Seru.co.id/amb)

Jember, SERU.co.id Sebanyak 12 orang penyandang disabilitas ikuti wisuda di kampus Universitas PGRI Argopuro (Unipar) Jember. Wisuda edisi ke-IV tahun 2025 itu diikuti sebanyak 628 mahasiswa pascasarjana, sarjana dan diploma.

12 penyandang disabilitas tersebut berasal dari S1 Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) di Unipar Jember.

Bacaan Lainnya

Kabiro Humas dan Kerjasama Unipar Jember, Ahmad Fadli mengatakan, Unipar memang menjadi kampus ramah disabilitas, khususnya di Kabupaten Jember.

“Dari wisuda yang kami laksanakan, yakni pada hari ini, terdapat 12 wisudawan disabilitas. Karena memang Unipar merupakan kampus yang ramah terhadap disabilitas, sehingga banyak mahasiswa disabilitas kami yang berasal dari Aceh sampai Papua,” seru Fadli, Sabtu (22/02/2025).

Tak tanggung-tanggung, Fadli mengatakan bahwa Unipar Jember menjadi kampus dengan jumlah mahasiswa penyandang disabilitas terbanyak di Indonesia.

Baca juga: Unitri Wisuda 400 Lulusan Periode 47, Dilirik Perusahaan Karena Tangguh

“Bahkan, Unipar menjadi kampus dengan jumlah mahasiswa disabilitas terbanyak se-Indonesia. Kami berkomitmen untuk ramah terhadap disabilitas dan menjadi kampus yang inklusif, ketika beberapa perguruan tinggi lain menolak teman-teman disabilitas,” jelasnya.

“Kita tahu, pendidikan merupakan hak dasar yang diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945, termasuk pendidikan tinggi. Kami justru menginginkan teman-teman bisa mendapatkan fasilitas pendidikan yang kami berikan,” sambungnya.

Selain itu, Fadli mengatakan bahwa dalam prodi Pendidikan Luar Biasa, juga disediakan juru bahasa isyarat untuk mahasiswa tunarungu. Selain itu, di Unipar Jember juga memberikan beasiswa terhadap sejumlah mahasiswa yang berprestasi.

12 Penyandang Disabilitas Wisuda Sarjana di Unipar Jember, Kampus dengan Jumlah Penyandang Disabilitas Terbanyak di Indonesia
Penyandang disabilitas yang ikut wisuda di Unipar Jember. (Seru.co.id/amb)

“Ada beberapa hal yang menjadi pembeda (di Unipar Jember). Misalkan, ketika mahasiswa tunarungu, di Unipar ada juru bahasa isyarat. Ketika dosen tidak memahami bahasa isyarat, maka sudah ada yang menerjemahkan menggunakan bahasa isyarat,” ucapnya.

“Ada sekian ribu beasiswa yang diberikan dari internal kampus, beasiswa rektor, juga ada beasiswa untuk para Hafidzhul Qur’an. Para hafidz yang hafal tiga juz, tidak sampai 30, hanya tiga saja, bisa mendapatkan beasiswa sehingga per semesternya tidak perlu bingung memikirkan pembiayaan untuk kuliah,” imbuhnya menegaskan.

Baca juga: Polinema Luluskan 862 Mahasiswa dalam Wisuda Tahap IV

Saat ini, Unipar Jember sendiri telah menorehkan sebanyak 280 mahasiswa disabilitas, bahkan mendapat atensi langsung dari Presiden RI ke-7 Joko Widodo.

“Perolehan mahasiswa difabel yang sudah menjadi mahasiswa kami sebanyak 280. Kami pernah berkirim surat kepada Bapak Presiden saat itu, Bapak Jokowi, melalui video pendek. Dan ternyata (surat) itu sampai pada presiden, sehingga ada Staf Khusus Presiden, Mas Billy Mambasar yang hadir untuk mengonfirmasi kebenaran hal itu,” tegasnya.

Muhammad Roni, Salah satu penyandang disabilitas asal Aceh yang ikut wisuda mengaku senang. Mengingat dirinya memang ingin lanjut menjadi sarjana usai lulus SMA.

“Saya lulusan dari Universitas PGR Arkopuro Jember, prodinya Pendidikan Luar Biasa, gelarnya S,Pd. Saya ini setelah lulus dari SMA ingin lanjut ke pendidikan lebih tinggi, karena saya ingin menempuh pendidikannya yang lebih tinggi agar saya ini bisa menjadi orang yang pintar dan sukses,” ulasnya.

Mahasiswa penyandang tunanetra itu juga berencana melanjutkan pendidikannya ke jenjang pasca sarjana (S2) kelak.

Baca juga: Wisuda ke-84 Universitas Widyagama Malang Cetak 460 Cendekiawan Siap Berkarya

“Yang penting kita harus semangat, jangan menyerah, meskipun cobaan itu berat. Yang penting kita semangat dan berdoa, pasti ada jalan keluar. Rencananya sih setelah lulus dari sini, saya kepingin bekerja sambil lanjut lagi ke S2,” papar Roni.

Senada dengan Roni, Nuri Harini mahasiswa yang juga penyandang tunanetra asal Kabupaten Banyuwangi mengaku ingin mengajar di sekolah setelah lulus hari ini.

“Karena saya melihat sejarah teman-teman tunanetra yang kuliah, untuk itu saya ingin kuliah di sini (Unipar) dan saya ingin mengabdikan di sekolah-sekolah. Setelah lulus, mungkin satu tahun setengah saya akan mencoba menikmati dunia kerja,” pungkasnya. (amb/mzm)

disclaimer

Pos terkait