Batu, SERU.co.id – Dalam satu bulan terakhir, tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Pasar Induk Among Tani, semakin mengganggu warga yang bermukim di wilayah yang berbatasan secara langsung dengan Pasar. Pasalnya, air lindi (limbah) yang baunya sangat menyengat itu sudah mulai bocor yang masuk ke wilayah pemukiman dan gorong-gorong.
Hal itulah yang membuat perwakilan dari warga RT.04, RW 09 Kelurahan Temas, mengadukan gangguan Polusi itu ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batu. Sehingga Komisi B DPRD Kota Batu yang menangani masalah Pembangunan mengadakan hearing di ruang Komisi B, dihadiri oleh pejabat dari Dinas lingkungan Hidup (DLH) dan Diskumperindag Kota Batu. Hampir semua anggota Komisi B DPRD hadir untuk mendengarkan keluhan warga sekaligus mencarikan solusi permasalahan tersebut.

Ketua RW09, Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Ricky Angga Satria mengatakan, gangguan berupa retaknya dinding pembatas pasar hingga menyebabkan air lindi mengalir ke pemukiman warga sudah berlangsung dalam sebulan ini. Kejadian itu terus berlangsung 24 jam hingga sangat mengganggu kehidupan warga. Apalagi bila hujan, maka jumlah air lindi yang merembes dan bocor, jumlahnya semakin banyak.
“Itu merembes lewat tembok bawah yang retak-retak, terus air lindinya itu mengalir terus 24 Jam. Apalahi kalu hujan, jumlahnya semakin banyak. Kami minta pemerintah serius menangani ini supaya warga tidak terdampak,” serunya.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kota Batu, Aries Setiawan, SSTP menjelaskan, selama ini pihaknya juga selalu berupaya mencari solusi tentang permaslahan sampah. Namun hal itu tidaklah mudah dan harus bekerjasama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang langsung menangani sampah, yakni DLH. Pihaknya tidak bisa menerapkan begitu saja program untuk sampai, karena hal tersebut, seharusnya merupakan ranah dari DLH.
“Kalau kami sampai menganggarkan untuk penanganan sampah secara langsung, maka justru kami harus berhadapan dengan hukum,” serunya.
Aries menuturkan, pihaknya dalam menangani sampah yang ada di Pasar induki Among Tani, memiliki puluhan petugas kebersihan. Namun secara umum tugasnya hanyalah membersihkan sampah yang ada di gedung Pasar, Pasar Sayur, Pasar Grosir dan Pasar Unggas. Sedangkan sampah yang tertimbun di TPS didominasi oleh sampah yang berasal dari Pasar pagi.
“Untuk pasar pagi sebenarnya sampah ini sudah ditangani oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) ,” ujarnya.
Aries menjelaskan. sampah dari aktivitas pasar pagi ini dalam sehari bisa mencapai 3-4 ton. Untuk membersihkan sampah sisa aktifitas Pasar pagi, pihaknya sampai melibatkan tim kebersihan di bawah naungan UPT pasar.
“Sampah ini sampah organik sehingga tidak bisa dimusnahkan langsung dengan incenerator,” ungkapnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dian Fachroni mengatakan, tidak adanya proses pemilihan sampah membuat sampah di TPS pasar terus menggunung. Oleh karena itu, ia menawarkan solusi diantaranya menyiapkan kontainer yang memiliki fungsi berbeda. Yakni kontainer yang bisa diisi sampah basah (organik) dan kontainer satunya berisi sampah kering.
Ia juga menyampaikan ide untuk mengatur batas waktu pembuangan sampah agar tidak bercampur dengan sampah dari zona pasar sayur, pasar induk dan pasar unggas.
“Misalkan pasar pagi itu misalnya dibatasi pembuangan sampahnya jam tujuh pagi, ya berarti harus jam itu,” cetusnya.
Sementara itu Ketua Komisi B DPRD Kota Batu, Asmadi SP yang juga sebagai pimpinan Rapat komisi B menegaskan, pihaknya meminta agar sampah yang sudah menggunung sat ini untuk segera diangkut dan dibersihkan. Setidaknya hal itu menjadi langkah paling awal untuk menangani keluhan polusi dan air lindi yang mengganggu warga di belakang pasar.
“Masyarakat melihatnya bagaimana sampah yang menumpuk itu, tertangani lebih dulu, itu saja dulu. Selanjutnya baru kita tata lagi secara teori dan secara praktek, itu bagaimana (penanganan) selanjutnya.” tukasnya.
Salah satu hasil dari rapat yang berlangsung di Komisi B DPRD Kota Batu itu adalah, masyarakat memberi wakti hingga Jumat, 21 Februari mendatang agar dinas terkait bisa membersihkan sampah basah dikawasan TPS Pasar Induk Among Tani. Sementara itu pihak DLH juga akan segera mempersiapkan Kontainer sampah basah dan kering, agar terjadi pemilahan sampah untuk mengantisipasi air lindi masuk ke wilayah pemukiman warga. (dik/ono)
Tonton videonya disini: